Anas Terseret Banjir ketika Menolong Satria yang Terjepit Jembatan Roboh
KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Infrastruktur jembatan yang menghubungkan Kampung Dayakan dan Sanggrahan di Pedukuhan Sanggrahan, Kalurahan Purwomartani, Kapanewon Kalasan, Sleman, runtuh pada Senin (7/11/2022) malam. Kejadian ini berlangsung sekitar pukul 19.00 WIB. Kerangka jembatan yang ambrol tersebut pada hari Rabu (9/11/2022) telah diangkat.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman, Makwan menjelaskan, langkah tindak lanjut berikutnya adalah mengangkat reruntuhan jembatan. "Kita mendirikan posko dan mengerahkan relawan untuk bersama-sama melakukan pengangkatan reruntuhan jembatan," kata Makwan, Rabu (9/11/2022).
Menurut Makwan, dalam proses pengangkatan reruntuhan jembatan tersebut didukung peralatan yang memadai seperti crane untuk menyingkirkan material besi dan beton.
Terkait rencana perbaikan jembatan, Makwan mengaku terlebih dulu akan berkoordinasi dengan DPUPKP untuk merancang teknisnya. Dari hasil monitoring, konstruksi jembatan itu diketahui tidak memiliki groundsill. Akibatnya, bagian fondasi jembatan rentan tergerus. Saat kejadian terdapat rumpun bambu yang terseret arus sehingga mengakibatkan aliran sungai berbelok ke fondasi.
"Nanti pembangunannya menggunakan anggaran BPBD. Soal kapannya, kita lihat dulu jika pilihan konstruksi hanya sederhana, mudah-mudahan bisa terealisasi tahun ini," kata Makwan.
Seperti diketahui, dalam peristiwa tersebut dua orang dilaporkan mengalami luka. Dukuh Sanggrahan Marsudiyana menuturkan, kondisi wilayah saat itu dilanda hujan deras sejak siang. Kondisi tersebut mengakibatkan rerimbunan pohon bambu yang ada di dekat jembatan Sanggrahan, tumbang dan menutup akses.
Salah satu warga, Edi Sungkawa (43) lantas berinisiatif menyingkirkan pohon bambu yang melintang di atas jembatan tersebut. Kemudian, anaknya bernama Satria Deva Mahendra (12) menyusul dari belakang. "Jembatan lalu tiba-tiba roboh, dan anak yang jatuh terjepit reruntuhan," katanya.
Warga yang mengetahui insiden itu berusaha memberikan pertolongan. Namun naas bagi Anas Tolkah Mansur (28). Warga Dusun Dayakan itu jatuh terperosok saat mencoba menolong korban. Tubuh Anas kemudian hanyut terbawa arus Sungai Tepus yang banjir.
Setelah satu jam melakukan pencarian, warga dibantu relawan akhirnya menemukan Anas dalam kondisi selamat dan tengah berpegangan pada akar pohon. Jarak penemuan dari titik awal hanyut kurang lebih 200 meter. Sementara itu, Satria juga berhasil dievakuasi dengan luka di bagian kepala dan tangan. Kedua korban lalu dibawa ke RS Bhayangkara, dan langsung diperbolehkan pulang karena luka yang diderita cukup ringan.
Marsudiyana menegaskan, jembatan akan didesain dengan konstruksi yang lebih baik. Jembatan Sanggrahan dibangun secara swadaya oleh warga sejak 40 tahun silam. Beberapa kali, infrastruktur itu sempat direnovasi dan terakhir pada tahun 2011.
"Semoga nanti bisa diperlebar karena sebelumnya hanya cukup untuk satu motor, tidak bisa papasan," ungkapnya.
Keberadaan jembatan itu dirasa cukup vital. Selama ini, banyak warga yang memanfaatkannya sebagai akses menuju tempat kerja atau sekolah. Pasca rusaknya jembatan tersebut, warga terpaksa memutar lewat jalan Selomartani atau Babadan-Grenjeng. (*)