Anak-anak Bantul Bersuara Melalui Kongres

Anak-anak Bantul menyuarakan apa yang menjadi keinginan dan aspirasi mereka.

Anak-anak Bantul Bersuara Melalui Kongres
Pelaksanaan Kongres Anak Bantul. (sariyati wijaya/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Forum  Anak Bantul (Fonaba) menggelar Kongres Anak Bantul XV dengan tema Harmoni dalam Perbedaan Ciptakan Simfoni Persatuan, Anak Bantul Bersama dalam Keberagaman, Minggu (5/5/2024), di Ruang Rapat Paripurna DPRD Bantul.

Acara itu dibuka oleh Asisten I Pemkab Bantul Hermawan Setiaji SIP serta didukung oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kabupaten Bantul.

Ketua Kongres, Abel Alif, mengatakan peserta berasal dari 17 forum anak Kapanewon. Setiap kapanewon mengirimkan dua utusan. "Jadi melalui kongres ini anak-anak Bantul menyuarakan apa yang menjadi keinginan dan aspirasi mereka. Kemudian kita rangkum dan kita kirim kepada Bupati dan Pemkab Bantul dengan harapan bisa terealisasi," kata Abel, siswa SMAN Piyungan tersebut.

Abel berpendapat kongres dinilai efektif untuk menyuarakan harapan mereka. Terbukti dari beberapa aspirasi yang muncul dalam kongres direalisasi oleh Pemerintah Kabupaten Bantul.

Misalnya pada kongres beberapa tahun yang lalu mereka mengusulkan adanya ruang terbuka untuk tempat berinteraksi di tengah kota Bantul yang kemudian ditindaklanjuti dengan pembangunan Taman Paseban yang dilengkapi patung Jathilan.

Diskusi mewarnai Kongres Anak Bantul XV. (sariyati wijaya/koranbernas.id)

Pemerintah Kabupaten Bantul juga membangun Taman Milenial di bekas lokasi Kodim 0729 /Bantul lama yang dimanfaatkan untuk kegiatan olahraga khususnya skateboard.

Begitu pun keinginan anak Bantul dilibatkan dalam berbagai pengambilan kebijakan diakomodir oleh Pemerintah  Kabupaten Bantul ataupun dinas yang terkait. "Nanti hasil kongres ini akan kami sampaikan kepada bupati sekaligus kami beraudiensi kepada beliau," katanya.

Kepala Dinas DP3APPKB, Ninik Istitarini APt MPH, mengatakan tujuan kongres, pertama, sebagai temu hati dan dapat menjadi media untuk menyampaikan aspirasi anak Kabupaten. Kedua, melatih keberanian anak menyampaikan aspirasinya ke pemerintah.

Ketiga, menjadi sarana merajut kembali toleransi di antara anak yang telah tampak pudar, kebersamaan dan keberagaman yang perlu dirajut kembali, cinta Tanah Air untuk menuju anak yang mandiri, bergembira, dan unggul di masa depan.

Keempat, menyalurkan aspirasi dan pendapat anak untuk selanjutnya disampaikan kepada dinas/SKPD terkait. Kelima, memberi kesempatan anak-anak secara mandiri tanpa intervensi orang dewasa untuk merumuskan suara anak dalam menyikapi berbagai masalah-masalah sosial yang dapat menghambat pertumbuhan anak.

"Dan tujuan keenam, adalah menjadi sarana untuk menyadarkan pentingnya kepedulian terhadap masalah yang sedang dihadapi anak," kata Ninik.

Saat kongres, anak-anak dibagi beberapa kelompok dan berdiskusi sesuai bidang masing-masing. Setelah dirangkum menjadi suara anak, dilanjutkan pengukuhan Duta Anak Bantul. (*)