Abdi Dalem Calonkan Diri Menjadi Walikota Jogja, Ukir Harapan Baru Melalui Seni Budaya
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA--Di tengah hiruk-pikuk kehidupan Keraton Yogyakarta, ada satu sosok yang berusaha menyatukan dua dunia: seni dan politik. Satya Bilal, Abdi Dalem yang juga kader muda PDI Perjuangan, tidak hanya dikenal karena kesetiaannya pada tradisi, tetapi juga karena keberaniannya untuk melangkah lebih jauh.
Pada Jumat, (17/5/2024) petang, Satya mengambil langkah besar dengan resmi mendaftarkan diri sebagai Bakal Calon Walikota Yogyakarta. Ini bukan hanya tentang ambisi politik, melainkan tentang mimpi untuk membawa Yogyakarta ke panggung yang lebih luas melalui seni dan budaya.
“Kita tidak hanya berbicara tentang politik, tapi juga tentang bagaimana kita memelihara warisan budaya kita,” ujar Satya, sambil menunjukkan formulir pendaftarannya yang baru saja diambil dari Kantor DPC PDI Perjuangan Kota Yogyakarta.
Dengan usia yang baru menginjak 38 tahun, Satya tidak gentar menghadapi tantangan. Dukungan datang dari Eko Suwanto, Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Yogyakarta, yang melihat lebih dari sekadar potensi—ia melihat masa depan.
Di media sosial, Satya bukanlah wajah yang asing. Video TikTok-nya yang memperlihatkan kegiatan sehari-hari sebagai Abdi Dalem pernah viral dan menarik perhatian dari berbagai kalangan.
“Seni dan budaya adalah nafas Jogja. Dan saya ingin itu menjadi lebih dari sekadar atraksi turis,: kata Satya dengan semangat.
Tidak hanya fokus pada seni, Satya juga menyoroti isu-isu kritis seperti pengelolaan sampah dan minimnya ruang berkarya untuk pemuda. “Ini bukan tentang siapa yang menang, tapi tentang bagaimana kita semua bisa berkontribusi untuk Jogja yang lebih baik,” tegasnya.
Sementara itu, Loka Agustianto, Wakil Ketua Bidang Komunikasi Politik DPC PDI Perjuangan Kota Yogyakarta mengungkapkan, bahwa persaingan untuk kursi walikota dan wakil walikota sudah mulai memanas dengan tujuh pendaftar yang telah muncul. Namun, bagi Satya, ini bukan sekadar kompetisi—ini adalah panggilan untuk melayani.
Langkah Satya Bilal ini bukan hanya menandakan semangat baru dalam politik lokal, tetapi juga harapan untuk masa depan Yogyakarta yang lebih dinamis dan kreatif.
Dengan seni dan budaya sebagai jantungnya, Satya berharap untuk menenun asa baru bagi kota yang telah lama ia sebut rumah. (*)