200 Diaspora Jawa dari Berbagai Negara Datang ke Yogyakarta
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Tidak kurang 200 orang Diaspora Jawa dari berbagai negara akan melakukan kunjungan ke Yogyakarta. Kedatangan mereka dalam rangka mengikuti Javanese Diaspora Event (JDE) V Java Road Trip 2023 ”Napak Tilas Luhuring Leluhur Tiyang Jawi”.
Pada konferensi pers di Kantor Dinas Kebudayaan DIY, Rabu (7/6/2023), Ketua Javanese Diaspora Network Indrata K Prijadi, menjelaskan selama seminggu, 12-18 Juni 2023, acara itu dimulai dari Borobudur (sebagai peninggalan wangsa Syailendra abad ke-7), Yogyakarta (Mataram), Surakarta (Mataram), Ponorogo, Trowulan-Mojokerto (Majapahit), kemudian acara ditutup di kota Surabaya, melakukan tur Surabaya-Madura-Gresik.
”Dalam waktu dekat ini, akan datang keturunan Jawa dari seluruh dunia untuk menghadiri acara Javanese Diaspora Event V tanggal 12-18 Juni 2023. Mari kita sambut mereka sebagai saudara yang kangen dengan tanah leluhurnya, buat mereka betah dan ingin kembali ke Indonesia,” kata Indrata.
Dia menjelaskan, Javanese Diaspora Event ”Ngumpulke Balung Pisah” sudah dilaksanakan empat kali kali pada Februari 2014, Agustus 2015, April 2017 di Yogyakarta, kemudian pada Juni 2019 di Solo.
Sedangkan event kelima kali ini berdasarkan kesepakatan para koordinator masing-masing negara diaspora, akan diadakan berbentuk napak tilas dengan tema Java Road Trip 2023 ”Napak Tilas Luhuring Leluhur Tiyang Jawi”.
Diaspora Jawa dari Belanda, Franky Sakimon Kromowinangoen, menambahkan dirinya senang bertemu saudara-saudara Jawa dari negara lain.
”Simbah lairan saka Jawa ngertos bibit kawite saka negara Indonesia. Saiki aku rene kepethuk nang nggon kelahirane simbah. Dados bibit kawite ya aku bungah kapethuk sedulur Jowo seka Indonesia lan mancanegara. (Kakek saya orang keturunan Jawa dari negara Indonesia. Sekarang saya ke Indonesia, tempat kelahiran kakek. Jadinya saya senang sekali karena bisa bertemu saudara Jawa dari Indonesia dan mancanegara),” ujar Franky Sakimon Kromowinangoen.
Sebagai bagian dari kegiatan Javanese Diaspora Event (JDE), sejak tahun JDE IV 2019, Yayasan Javanese Diaspora Network-Ngumpulke Balung Pisah melakukan penganugerahan Javanese Diaspora Award.
Pada JDE IV tahun 2019 menganugerahkan penghargaan ini kepada tiga figur yaitu Waldjinah, Ki Manteb Soedharsono, Kru film layar lebar Malaysia berbahasa jawa pertama berjudul “Sugeh”.
”Aku bungah merga methuk wong Jawa seka ngendi-ngendi. Sik tak rasakke nduwe kabudayan karo cara ngomong sik padha. (Saya senang karena akan bertemu dengan orang keturunan Jawa dari berbagai negara. Saya merasa memiliki budaya dan cara berbicara yang sama),” kata Diaspora Jawa dari Belanda, Francis Kromowinangoen.
Tahun ini, sambung Indrata, Javanese Disapora Event V memutuskan untuk memilih lima figur untuk mendapatkan penganugerahan penghargaan Javanese Diaspora Award 2023.
Nominasi dari Indonesia (nama belum bisa diinformasikan) - sebagai teuladan profil Pimpinan yang andhap asor dan banyak menggunakan filosofi Jawa dalam gaya kepemimpinannya.
Kemudian, Paul Salam Soemohohardjo sebagai Pimpinan sepuh dan Pimpinan dari Partai Jawa yang masih eksis di dunia. Selanjutnya Erick Rahmat Moertabat sebagai pejabat Jawa di mancanegara yang berjiwa sosial, Dato Prof Sukiman Sarmani – Cendekia Malaysia keturunan Jawa, Chef Yono – Chef Kondang Amerika Serikat berdarah Jawa, Joany Timan – Anak Muda New Caledonia berdarah Jawa yang sangat aktif melestarikan seni budaya Jawa.
Dia menambahkan, tahun ini acara tersebut keturunan Jawa dari mancanegara ditambah dari Indonesia. Perinciannya, ada 98 orang keturunan Jawa dari Malaysia, 56 dari Belanda, 18 dari Suriname, 27 dari Singapura, 35 dari Kaledonia Baru, 5 dari Amerika Serikat, Filipina, Qatar, Australia dan negara lainnya.
Disebutkan, gerakan yang diinisiasi Yayasan Javanese Diaspora Network Ngumpulke Balung Pisah ini berawal dari komunikasi melalui sosial media antara komunitas Diaspora Jawa baik yang ada di Indonesia maupun di luar negeri.
Komunitas-komunitas tersebutlah yang kemudian berinisiatif untuk bertemu dan mengadakan event secara rutin sebagai sarana saling bertukar informasi mengenai keberadaan Diaspora Jawa dan perkembangan budaya Jawa di tempat mereka.
Menyadari betapa pedulinya para Diaspora Jawa menjalin kerja sama, di situlah peranan Yayasan Javanese Diaspora Network-Ngumpulke Balung Pisah dalam memfasilitasi mereka.
Yayasan ini adalah organisasi independen tanpa tendensi politik, yang beranggotakan sukarelawan yang sangat peduli akan keberadaan Diaspora Jawa dan kelestarian budaya Jawa.
Antusiasme para Diaspora Jawa dari seluruh dunia sungguh luar biasa dalam berpartisipasi mengikuti acara ini. (*)