Waspada Potensi Kekeringan, Bupati Minta Masyarakat Bijak Memanfaatkan Air

Waspada Potensi Kekeringan, Bupati Minta Masyarakat Bijak Memanfaatkan Air
Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Stasiun Klimatologi, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta mengeluarkan peringatan dini kekeringan meteorologis akibat berkurangnya curah hujan dari keadaan normal di wilayah empat kabupaten di DIY, salah satunya Sleman.

Menanggapi hal tersebut, Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo meminta warga masyarakat untuk mulai bijak memanfaatkan air bersih sebagai upaya antisipasi menghadapi bencana kekeringan selama musim kemarau.

Potensi kekeringan tahun ini perlu diantisipasi mengingat musim kemarau yang tidak bersifat basah seperti tahun sebelumnya.

"Bukan untuk menakut-nakuti, tapi karena ini memang fenomena alam yang sedang dan akan terjadi. Kita imbau masyarakat mulai bijak menggunakan air. Baik itu air baku untuk air bersih untuk minum maupun air untuk pertanian," ungkap Kustini saat dikonfirmasi, Rabu (14/6/2023).

Kustini juga menyatakan benar prediksi BMKG bahwa potensi kekeringan di wilayahnya akan terjadi di Kapanewon Prambanan. Meskipun begitu, Pemkab Sleman melalui PDAM telah membuat terobosan sumur pompa baru untuk disalurkan ke wilayah Prambanan bagian perbukitan.

“PDAM sudah membuat sumur pompa dari mata air pedesaan yang dibawa ke atas untuk ke rumah-rumah," jelas Kustini.

Menurut dia, sektor pertanian di Prambanan sudah ada bangunan penampung air atau embung Cluweg untuk kelompok tani. Dan pada tahun ini telah dibangun embung Cluweg baru untuk kelompok tani di Kalurahan Gayamharjo.

Langkah antisipasi dampak musim kemarau juga dilakukan untuk komoditas tanaman pangan dengan gerakan percepatan tanam padi pada awal Maret. Pada awal tahun ini, Pemkab Sleman juga membagikan 53 unit pompa air kepada petani.

"Setiap tahun kita juga rutin melakukan rehabilitasi jaringan irigasi pertanian di seluruh kapanewon. Kita juga sudah siapkan bantuan pembangunan irigasi air tanah berupa sumur bor untuk tanaman pangan dan komoditas holtikultura," jelas Kustini.

Kustini mengungkapkan sejauh ini belum ada laporan tentang kekurangan air baku di wilayahnya. Pihaknya juga memastikan bahwa pemerintah telah menyiapkan anggaran puluhan juta rupiah untuk dropping air apabila terjadi kekurangan air.

Jumlah tersebut juga dimungkinkan bertambah dengan adanya bantuan dari Corporate Social Responsibility (CSR), bantuan PDAM, Baznas maupun dari pihak relawan.

"Kita sejauh ini juga terus siagakan dropping air untuk wilayah Umbulharjo, Glagaharjo, Kaliurang, Turgo, Kemiri dan Turi. Karena di sana mengandalkan air dari lereng Merapi. Kalau pipa-pipa itu pecah, perbaikannya memakan waktu. Nah itu biasanya kita dari BPBD akan lakukan dropping air," tambah Kustini.

Diakui Kustini, pihaknya juga sudah menyampaikan kepada seluruh kalurahan, apabila ada warga yang mulai merasa kesulitan air baku terutama untuk kebutuhan konsumsi, segera dilaporkan agar ditindaklanjuti. (*)