Warga Nahdliyin Mencipta Puisi, Wujud Kecintaan kepada NU

Warga Nahdliyin Mencipta Puisi, Wujud Kecintaan kepada NU

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Rois  Syuriah PCNU Kabupaten Bantul, Drs KH. Damanhuri, merasa senang dan memberi apresiasi atas terbitnya antologi puisi akrostik  warga Nahdliyin di lingkungan Kapanewon Sanden.

Mereka terdiri MWC NU Sanden, Muslimat,  Fatayat dan IPNU-IPPNU yang mayoritas anggotanya dari siswa siswi MTs Al Furqon Sanden.

Akrostik berasal dari bahasa Prancis acrostiche, kemudian merujuk pada bait puisi yang huruf pertama dari setiap baris menampilkan sebuah kata, pesan atau abjad.

 "Saya ikut senang dan mengapresiasi terbitnya buku antologi puisi akrostik yang ditulis warga nahdliyin di lingkungan Kapanewon Sanden. Semoga buku ini bermanfaat dibaca oleh banyak warga, dan ini menengarai perkembangan literasi di kalangan warga Nahdliyin," kata Damanhuri di kediamannya, Sabtu (23/7/2022).

Menurut Kiai Damanhuri, tujuan Nahdlatul Ulama adalah berlakunya ajaran Islam yang menganut paham ahlussunnah wal jamaah untuk terwujudnya tatanan masyarakat yang berkeadilan demi kemaslahatan, kesejahteraan umat dan demi terciptanya rahmat bagi semesta.

Untuk mewujudkan tujuan tersebut, Nahdlatul Ulama melaksanakan usaha-usaha. Pada bidang pendidikan, pengajaran dan kebudayaan mengupayakan terwujudnya penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran serta pengembangan kebudayaan yang sesuai dengan ajaran Islam untuk membina umat agar menjadi muslim yang takwa, berbudi luhur, berpengetahuan luas dan terampil serta berguna bagi agama, bangsa dan negara.

"Rupanya keluarga besar NU Kapanewon Sanden cukup tanggap terhadap fenomena gerakan literasi secara nasional. Hal itu dibuktikan dengan disusunnya buku Antologi Puisi Akrostik Nahdatul Ulama Dalam Untaian Kata ini," katanya.

Anggota Lesbumi MWC NU Sanden, Drs Sutanto, mengatakan meski sederhana namun terbitnya buku ini merupakan wujud kecintaan warga nahdliyin kepada NU.

Sutanto yang juga koordinator penulis menjelaskan, karya sastra berupa puisi hampir semua orang bisa membuatnya, apalagi puisi modern yang terkesan tidak terikat dengan aturan ketat.

"Sesungguhnya puisi hanyalah mengungkap apa yang ada dalam jiwa, dirangkai menjadi untaian kata bermakna," katanya.

Namun ada jenis puisi yang disebut “Puisi Akrostik” yang memiliki tantangan dan kesulitan tersendiri, huruf pertama setiap baris ditentukan dengan huruf tertentu.

Di dalam buku tersebut ditentukan huruf pertama NAHDLATUL ULAMA, semua penulis membuat puisi dengan awal huruf yang sama.

Beberapa pengurus yang ikut menulis adalah M Irfan Chalimy (Wakil Ketua Tanfidziyah MWC NU Sanden), Hj Nuryani (Penasihat PAC Muslimat NU Sanden), Sri Purwiyati (Sekretaris Muslimat NU Ranting Murtigading Sanden), Afifah Nur Sansidar (Ketua 3 PAC Fatayat NU Sanden), guru dan siswa-siswi MTs Al Furqon. (*)