Warga Desa Kertosono Mengeluhkan Saluran Irigasi Pertanian Tersumbat

Warga Desa Kertosono Mengeluhkan Saluran Irigasi Pertanian Tersumbat

KORANBERNAS.ID, PURWOREJO -- Warga Desa Kertosono Kecamatan Banyuurip Kabupaten Purworejo mengeluhkan irigasi menuju persawahannya tersumbat. Warga khawatir pada masa taman kedua (saat musim kemarau) apabila saluran irigasi masih tersumbat akan menghambat hasil panen.

Kepala Desa Kertosono, Puji Upeni, mengatakan pihaknya sudah beberapa kali berusaha mengkomunikasikan hal tersebut namun sampai saat ini belum ada titik temu.

"Saluran irigasi dari desa Sawit menuju Desa Kertosono sudah ditutup warga Desa Sawit sejak November tahun silam. Hal tersebut berdampak pada sepuluh hektar lahan persawahan di Desa Kertosono," ujar Puji kepada koranbernas.id, Kamis (20/1/2022), di kantornya.

Pihaknya meminta tolong agar irigasi yang ditutup tetap bisa dibuka kembali. Saluran irigasi itu untuk jalan air menuju Desa Kertosono. Persoalan tersebut sudah pernah dimediasi dua kali oleh pihak Kecamatan Banyuurip, waktu itu dipimpin Sekretaris Camat Banyuurip.

"Pasca-pertemuan dengan pihak Kecamatan Banyuurip tidak ada tindakan lebih lanjut. Irigasi tersebut tetap ditutup oleh warga Desa Sawit," sebutnya.

Puji berusaha menenangkan warganya agar tidak resah dengan masalah irigasi yang tersumbat tersebut. "Saya minta warga Kertosono jangan risau, percaya saja Insya Allah ada jalan keluarnya," pesan Puji untuk warganya.

Sekretaris Desa Sawit Kecamatan Banyuurip, Ari Wibowo, menegaskan tidak benar ada warga Sawit menutup irigasi menuju Desa Kertosono. “Yang benar adalah, itu bukan irigasi yang ditutup melainkan drainase yang berada di tanah pribadi milik warga," jelas Ari Wibowo.

Pihaknya bersama Pemerintah Desa Kertosono pernah dimediasi oleh Kecamatan Banyuurip bersama Polsek Banyuurip dengan tiga poin kesepakatan.

"Salah satu poin adalah Pemdes Sawit membangun jembatan dan Pemdes Kertosono melebarkan irigasi menuju Desa Kertosono. Pihak kami sudah melaksanakan kesepakatan tersebut, namun pihak Pemdes Kertosono tidak melebarkan irigasi, hanya meninggikan pinggir irigasi setinggi 20 sentimeter, dan hanya sisi selatan saja," sebutnya.

Setelah pembangunan irigasi, RT yang berketempatan adanya drainase menanyakan kepada Pemdes Kertosono apakah pembangunan sudah selesai, dan dijawab sudah.

"Karena pihak kami sudah mendapatkan jawaban Pemdes Kertosono sudah selesai pembangunan maka drainase tersebut ditutup oleh pemilik tanah," jelas carik, sebutan Sekretaris Desa Sawit. Menurutnya persoalan tersebut sudah selesai.

Camat Banyuurip Tri Wahyuni Wulansari kepada koranbernas.id menyatakan benar pihaknya sudah dua kali menjembatani persoalan di kedua desa itu.

"Yang ditutup itu bukan irigasi melainkan drainase. Drainase tersebut terlalu dalam sehingga kalau tidak ditutup suplai air ke persawahan Desa Sawit terganggu," ungkapnya.

Berdasarkan informasi yang diterimanya drainase itu mengaliri persawahan Desa Sawit seluas 13 hektar. Sedangkan untuk Desa Kertosono hanya mengaliri lima hektar sawah yang hanya dimiliki oleh beberapa warga saja.

"Dalam mediasi sudah disepakati tiga poin, namun menurut laporan Kades Kertosono tidak bersedia menandatangani kesepakatan bersama tersebut. Sehingga masalah itu belum selesai hingga saat ini," kata Tri.

Menurut dia, drainase tersebut bukan satu-satunya aliran air ke Desa Kertosono. “Kalau drainase tersebut ditutup masih ada aliran irigasi lainnya menuju Desa Kertosono,” ucapnya. (*)