Lebih Irit, Petani Sedot Air Irigasi Pakai LPG
Dua tabung tidak habis untuk menyedot air dari pagi hingga sore.
KORANBERNAS.ID, KLATEN -- LPG 3 kilogram tidak hanya berfungsi untuk keperluan memasak di dapur tetapi juga dipakai menghidupkan mesin pompa air di sawah.
Bahkan, penggunaan LPG untuk menghidupkan mesin pompa air lebih irit apabila dibandingkan menggunakan bahan bakar minyak (BBM). Selain lebih irit, ternyata proses administrasi membeli BBM subsidi di SPBU juga diakui petani sangat rumit.
Petani harus membawa surat pengantar dari kelurahan atau desa. Meskipun sudah membawa surat pembelian BBM juga dibatasi hanya beberapa liter sekali beli. Aturan terbaru, setiap bulan surat pengantar dari desa atau kelurahan harus dibatasi.
"Meski sudah membawa surat, BBM yang kita beli dibatasi hanya beberapa liter saja. Ada juga petugas SPBU yang nyuruh bawa pompa airnya atau alat pertanian lainnya ke SPBU, kan tidak mungkin," kata Haryono, petani di Trucuk Klaten, Sabtu (24/8/2024).
Proses rumit
Haryono menambahkan, rumitnya proses pembelian BBM subsidi di SPBU untuk keperluan pertanian membuat dirinya kini beralih ke LPG 3 kilogram atau lebih dikenal dengan gas melon.
Menurutnya, menyedot air dengan LPG justru lebih irit dibandingkan pakai BBM. Yanto, petani di Juwiring juga menyedot air untuk sawah menggunakan LPG.
"Kalau pakai BBM untuk menyedot air paling tidak satu jam habis satu liter. Tapi kalau LPG lebih irit lagi. Saya dua tabung tidak habis untuk menyedot air dari pagi hingga sore," ujarnya.
Haryono membandingkan, harga satu tabung LPG 3 kg di pengecer Rp 20 ribu dan butuh dua tabung untuk menyedot air dari sumur patok di sawah. Artinya, biaya menyedot air Rp 40 ribu.
Beberapa jam
Sedangkan memakai BBM hanya bisa bertahan beberapa jam. "Saya dari jam 5 pagi, kadang jam 6 pagi sampai Maghrib, kadang sampai malam. Kalau 10 jam saja saya menghidupkan mesin pompa air untuk menyedot air artinya habis Rp 100 ribu dengan asumsi belinya di SPBU. Padahal beli BBM di SPBU dibatasi 5 liter sekali beli. Kalau beli eceran harganya lebih mahal. Ini LPG mudah dicari dan lebih irit lagi," terangnya.
Kesulitan yang dihadapi petani membeli BBM subsidi di SPBU memang sering terjadi. Namun karena aturan dari pemerintah demikian, petani akhirnya pasrah tidak bisa berbuat apa-apa.
Kepala Desa Bulurejo Kecamatan Juwiring, Suparman, menyatakan benar menyedot air menggunakan LPG 3 kg lebih irit dibandingkan BBM.
Pengamatan di lapangan, petani yang menggunakan LPG 3 kg untuk keperluan sektor pertanian khususnya untuk menyedot air guna mengairi lahan pertaniannya sudah merata di beberapa wilayah di Klaten.
Sebut saja di antaranya, Kecamatan Trucuk, Juwiring, Kalikotes, Klaten Utara, Ngawen, Jogonalan dan Pedan. (*)