UNU Kini Dipimpin Wajah-wajah Baru
KORANBERNAS.ID,YOGYAKARTA -- Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta melantik sejumlah pimpinan untuk masa khidmat 2022-2026 di kampus tersebut di Jalan Lowanu, Kota Yogyakarta, Jumat (27/5/2022) sore. Para pejabat baru ini diisi wajah-wajah muda yang diharapkan membuat UNU Yogyakarta melesat lebih cepat menjadi kampus unggulan nasional.
Pelantikan dan pengucapan sumpah pimpinan baru dipimpin Rektor UNU Widya Priyahita Pudjibudojo. Para pejabat UNU untuk masa khidmat 2022-2026 yang dilantik tersebut, antara lain Wakil Rektor (Warek) Bidang Pengembangan Aset dan Infrastruktur Abdul Ghoffar, Warek Bidang Akademik Nafiatul Umami, Warek Bidang Transformasi Kelembagaan Brian Kustantoro Edityanto, Warek Bidang Kerjasama dan Bisnis Achmad Adhitya, dan Warek Bidang Kepesantrenan Irwan Masduqi, serta Sekretaris Eksekutif Suharti.
Selain itu, dilantik pula sejumlah jabatan direktur yakni Direktur Akuisisi Talenta Budy Sugandi, Direktur Shafiec Danang Teguh Qoyyimi, Direktur Kemahasiswaan Anis Susila Abadi, Direktur Dakwah Internasional Amy Maulana, Direktur Kerjasama Industri Muhammad Nabil Satria Faradis, dan Direktur Prototyping House Malik Khidir.
Sejumlah nama merupakan generasi muda dengan prestasi cemerlang. Contohnya Brian Kustantoro (35), master e-governance technology dari Estonia. Ada pula Budy Sugandi (34), doktor Southwest University China yang juga Co-Chair Y20 Indonesia (G20).
“UNU Yogyakarta sampai di titik ini karena dukungan all out. Bukan hanya dari yang menjabat, tapi juga keluarga yang mendampingi. Semoga amal baik ini diteladani pejabat berikutnya dan menjadi ladang pahala dan kebaikan,” papar Rektor.
Widya mengucapkan selamat untuk para pimpinan baru UNU. Tugas baru ini diharapkan sebagai wujud dedikasi untuk kebaikan umat Islam, NU, dan UNU Yogyakarta.
Ia menyatakan tagline UNU yakni menjadi professional hub university harus menjadi tujuan bersama. Tahun ini, sejumlah perwujudan dari tagline itu telah tercapai dan menjadi semangat untuk melesat lebih cepat.
“Mengutip kata Ketua Umum PBNU, kata menjadi kerja, kerja jadi nyata, dan nyata ada ukurannya. Jadi kerja kita harus nyata hasilnya. Sering kali kerja, lelah, dan sibuk tapi jadi apa. Jadi harus bisa diukur sekarang dan ke depan,” ujarnya.
Selama 1,5 bulan kepemimpinannya, Widya memaparkan sejumlah raihan positif. Antara lain bantuan dana untuk berbagai kegiatan dan pembangunan kampus, hingga upaya kerjasama pendidikan dengan Uni Emirat Arab.
Ia berharap wajah-wajah baru pimpinan akan membuat UNU Yogyakarta semakin maju.
“Ini spirit baru untuk berlari melesat dan menjadikan UNU kampus unggulan nasional,” ujarnya.
Sementara perwakilan Badan Pelaksana Penyelenggara (BPP) UNU Yogyakarta Fahmy Akbar Idries menyatakan publik dan NU menaruh harapan besar pada jajaran pimpinan UNU Yogyakarta. Hal ini mengingat publik yakin bahwa UNU Yogyakarta punya gagasan besar dalam memajukan umat di tengah tantangan zaman.
“Selain harus menjawab imajinasi publik, UNU punya mandat besar dan berat sekali dari stakeholder. Jadi apa yang akan dilakukan civitasnya memiliki dampak luar biasa. Kalau peribahasanya itu wes kadung teles (sudah telanjur basah ) jadi renang sekalian. Berbasah-basah dalam bekerja dan berkhidmat untuk UNU Yogyakarta,” katanya.
Sekretaris PWNU Muhajir menyebut tugas sebagai civitas akademika di UNU Yogyakarta lebih berat ketimbang menjadi pengurus NU.
“Yang tepat itu sebenarnya bukan mengucapkan selamat, tapi mendoakan selamat untuk pimpinan baru ini. Sebab lebih enak jadi pengurus NU karena pasti sukses, tidak pernah ditanya anggota NU bertambah berapa. Tapi kalau pejabat UNU, besok akan ada pertanyaan sekarang jumlah mahasiswa UNU berapa. Itu tantangan ya,” jelasnya.(*)