Hardiknas Jangan Hanya Sebuah Seremonial

Pendidikan akan menjadi sarana membentuk figur-figur teladan di masyarakat.

Hardiknas Jangan Hanya Sebuah Seremonial
Ketua FMPPB Bantul, Zahrowi. (sariyati wijaya/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang diperingati setiap tanggal 2 Mei hendaknya jangan hanya sebagai sebuah seremonial dan sensasional semata. Hardiknas perlu menjadi ajang refleksi tentang kondisi pendidikan di tanah air, apakah susah sesuai dengan cita-cita pendiri bangsa atau belum.

"Jadi Hardiknas yang baru saja kita peringati pada tanggal 2 Mei hendaklah jangan hanya dimaknai sebuah seremonial dan sensasional semata, namun bagaimana kita kemudian melakukan refleksi dan koreksi terhadap kondisi pendidikan yang ada di masyarakat," ujar Zahrowi, Ketua Forum Masyarakat Peduli Pendidikan Bantul (FMPPB), di kediamannya Plebengan Sidomulyo Bambanglipuro Bantul, Minggu (4/5/2025).

Menurut dia, ketika memang kemudian ada kekurangan-kekurangan maka harus dicarikan solusi atau pembenahan terhadap sistem pendidikan nasional atau Sisdiknas.

Zahrowi menilai saat ini cita-cita pendidikan belum sepenuhnya tercapai. Seperti  output pendidikan ternyata belum berhasil menciptakan figur-figur yang menjadi teladan di masyarakat, termasuk para pejabatnya.

Jadi solusi

"Hal itu bisa dilihat banyaknya kasus korupsi dan tindakan-tindakan tidak terpuji yang dilakukan oleh tokoh publik yang notabene memiliki pendidikan yang tinggi," kata pensiunan guru SD tersebut.

Selain itu, pendidikan juga dinilai belum menjadi opsi solusi terhadap kompleksitas masalah multidimensi yang ada di masyarakat. Dia berpendapat di dalam pendidikan  perlu dimasukkan tentang pendidikan karakter atau budi pekerti selain iman dan takwa.

Seseorang tidak hanya cerdas secara akademik namun juga memiliki keimanan dan ketakwaan yang baik serta karakter atau integritas yang unggul. Dengan demikian pendidikan akan menjadi sarana membentuk figur-figur teladan di  masyarakat.

"Pendidikan harus implementatif dengan kebutuhan masyarakat sehingga menjadi solusi terhadap permasalahan yang dihadapi," katanya.

Inovasi

Dia mencontohkan, bagaimana menciptakan lulusan yang bisa mengurangi angka pengangguran, mampu menciptakan inovasi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menciptakan alat-alat atau teknologi tepat guna yang bisa digunakan secara luas dan beragam penemuan yang bersumber dari pendidikan.

Zahrowi yang juga Ketua LPMKal Sidomulyo ini mengatakan hendaknya para pendidik atau guru bisa menjadi sosok teladan.

Begitu pun dengan anak-anak dan keluarganya bisa menjadi contoh. Jangan sampai justru terjebak pada sikap individualis, konsumtif dan menghalalkan segala cara dalam mencapai cita-cita dan keinginannya. Kejujuran harus selalu diutamakan.

Ketua Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS)Kabupaten Bantul, Slamet Raharjo MPd, menyampaikan ucapan terima kasih kepada pemerintah yang akan meningkatkan kesejahteraan guru dengan menambah insentif termasuk untuk tenaga honorer.

Semua berhak

Namun demikian Slamet berharap agar pendataannya tidak ada pemilahan sehingga siapa pun guru yang ikut mengajar serta mendidik anak-anak semua berhak atas tambahan kesejahteraan dari pemerintah. "Saya harap jangan ada pemilahan atau kriteria-kriteria, namun siapa pun guru yang berkontribusi bagi kemajuan pendidikan di tanah air harus mendapat perhatian dari pemerintah," katanya.

"Saya usul juga pemberian honor insentif tidak hanya bagi guru tapi juga tenaga kependidikan  seperti tenaga tata usaha, laborat, pustakawan dan tenaga kependidikan lainnya," tambah Kepala SMK Kesehatan Bantul tersebut.

Pada momentum Hardiknas kali ini dia memohon pemerintah lebih memperhatikan sekolah-sekolah swasta. Sebelum ada sekolah negeri, sekolah swasta sudah berdiri terlebih dahulu dan andil dalam mencerdaskan anak bangsa.

"Kami mohon pemerintah memberikan ruang yang cukup serta regulasi yang mendukung bagi terus lestarinya sekolah swasta. Sekolah swasta turut berperan bagi kemajuan pendidikan di tanah air. Keberadaan sekolah negeri dan sekolah swasta harus saling beriringan untuk sama-sama menciptakan generasi Indonesia yang unggul," kata Slamet. (*)