Unisa Bagikan 2 Ribu Paket Daging Kurban tanpa Kantong Plastik

Lebih dari 150 mahasiswa bergabung, termasuk di antaranya mahasiswa non muslim yang turut membantu sebagai bentuk solidaritas sosial dan kolaborasi kemanusiaan.

Unisa Bagikan 2 Ribu Paket Daging Kurban tanpa Kantong Plastik
Mahasiswa lintas iman ikut membungkus paket daging kurban dengan Telogbag di kampus Unisa, Senin (9/6/2025). (yvesta putu ayu palupi/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta kembali menunjukkan komitmennya terhadap pelestarian lingkungan dan penguatan nilai-nilai kemanusiaan lintas iman melalui kegiatan kurban. Melalui Masjid Walidah Dahlan, kampus ini membagikan 2 ribu paket daging kurban tanpa menggunakan kantong plastik.

Sebagai gantinya, digunakan Telobag. Ini merupakan kantong ramah lingkungan berbahan dasar pati singkong (tapioka) yang mudah terurai di alam.

Selain ramah lingkungan, Unisa tak hanya fokus pada aspek ibadah dan lingkungan dalam perayaan Idul Adha 1446 H kali ini saja. Kampus itu juga mengajak partisipasi aktif mahasiswa lintas iman untuk terlibat langsung dalam proses pengemasan hingga distribusi.

Lebih dari 150 mahasiswa bergabung, termasuk di antaranya mahasiswa non-muslim yang turut membantu sebagai bentuk solidaritas sosial dan kolaborasi kemanusiaan.

Aksi sosial

“Kami ingin menghadirkan semangat gotong royong dan empati tanpa batas agama. Mahasiswa non-muslim kami ajak untuk turut serta, karena kegiatan ini bukan semata ritual keagamaan, tetapi juga aksi sosial yang menyentuh kemanusiaan,” jelas Islamiyatur Rokhmah, Ketua Panitia Kurban Masjid Walidah Dahlan Unisa di kampus setempat, Senin (9/6/2025).

Keterlibatan mahasiswa non-muslim mencerminkan nilai-nilai inklusif dan kemanusiaan universal yang dipegang teguh Unisa. Dengan menggabungkan nilai-nilai keberlanjutan, gotong royong, dan kolaborasi lintas iman, Unisa memberikan contoh nyata bahwa ibadah kurban bisa dilaksanakan dengan lebih hijau, inklusif dan berdampak luas.

“Kami ingin ikut merasakan apa yang dirasakan masyarakat. Banyak orang yang mungkin hanya bisa makan daging setahun sekali -- seperti ojek online, pedagang kecil, atau kelompok marjinal. Kami semua, lintas iman, ingin hadir untuk mereka,” katanya.

Kegiatan bertajuk Berbagi 2.000 Paket Daging Kurban Zero Plastik ini sudah memasuki tahun kedua. Unisa menjadi salah satu kampus pelopor kurban tanpa plastik.

Lebih mahal

Meski jauh lebih mahal, kampus ingin berperan dalam mengurangi limbah plastik. Selain Telobag, sebelumnya mereka menggunakan besek dari bambu."Kami mengganti besek bambu berlapis plastik atau kantong kresek dengan Telobag yang biodegradable dan lebih higienis," jelasnya.

Tahun ini panitia juga menggalang partisipasi mahasiswa muslim dalam program Latihan Kurban Mahasiswa, Mereka  mengumpulkan dana minimal Rp 10 ribu per orang. Hasilnya, terkumpul cukup dana untuk membeli satu ekor sapi yang disumbangkan dari mahasiswa, untuk mahasiswa.

“Sapi dari mahasiswa ini dimanfaatkan untuk kegiatan internal seperti buka puasa bersama dan program sosial kampus selama setahun ke depan,” tambah Islamiyatur.

Ketua Takmir Masjid Walidah Dahlan, Muhammad Nurdin Zuhri, mengungkapkan penggunaan Telobag adalah bentuk tanggung jawab moral terhadap lingkungan hidup.

Jangka panjang

“Kurban tetap berjalan sebagai ibadah, tapi kita juga berpikir jangka panjang. Sampah plastik tidak hanya merusak alam, tapi juga membebani generasi mendatang. Telobag adalah solusi yang kami pilih, meskipun harganya lebih tinggi dibanding plastik,” ujarnya.

Distribusi daging dilakukan dengan sistem drive-thru untuk menghindari kerumunan dan mempercepat pelayanan. Selain kepada masyarakat sekitar kampus, daging kurban juga dikirimkan ke wilayah terpencil seperti Kulonprogo. "Tahun sebelumnya hingga Gunungkidul dan Pati Jawa Tengah," jelasnya.

Dalam proses penyembelihan, lanjut Nurdin, masjid melibatkan lima juru sembelih bersertifikat halal dari JULEHA (Juru Sembelih Halal) Yogyakarta. Mereka terdiri dari dua orang internal Unisa dan tiga dari mitra Muhammadiyah. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa proses ibadah kurban tetap sesuai dengan syariat Islam.

"Kami juga bekerja sama dengan Pimpinan Ranting Muhammadiyah Mlangi Besar dan sejumlah desa binaan Unisa untuk distribusi, berdasarkan proposal dari masyarakat," tandasnya. (*)