Ulama, Mantan Birokrat dan Anggota KPU Masuk Dewan Pakar PKS DIY

Ulama, Mantan Birokrat dan Anggota KPU Masuk Dewan Pakar PKS DIY

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DIY memiliki kekuatan baru menyusul masuknya ulama, mantan birokrat serta seniman ke parpol tersebut. Salah seorang mantan anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) DIY, Any Rohyati, juga ikut bergabung.

Mereka memperoleh jabatan sebagai Dewan Pakar yang secara resmi dilantik, Sabtu (12/11/2022), di Burza Hotel Yogyakarta. Pelantikan Dewan Pakar PKS se-DIY itu dihadiri oleh Abdul Fikri Fakih dari DPP PKS yang juga anggota Komisi X DPR RI. Disebut pula nama ustad Ahmad Chudori, calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI.

Pelantikan yang juga dihadiri anggota dewan se-DIY serta Dewan Syariah itu ditandai pembacaan ikrar. Sebelumnya, dipentaskan tarian Bambangan Cakil yang menggambarkan adegan Arjuna melawan raksasa, Cakil.

Jalan ceritanya, Arjuna berhasil mengalahkan Cakil. “Kami berdiskusi dengan seniman kalau misalnya Cakil tobat kemudian beramal saleh gimana? Untuk tarian kreasi baru boleh,” ungkap Dwi Budi Utomo, Ketua Majelis Pertimbangan Wilayah (MPW) DPW PKS saat membuka sambutannya disertai pembacaan pantun.

Benar juga, pada akhir pementasan itu sang Arjuna bersalaman dengan Cakil karena sudah bertobat dan mau beramal saleh.

Dwi menyampaikan, dari total 30 orang anggota Dewan Pakar PKS se-DIY, mereka bertugas memberikan masukan dalam rangka perbaikan umat, bangsa dan negara.

Adapun struktur kinerja Dewan Pakar adalah bermitra dengan Majelis Pertimbangan Wilayah maupun Majelis Pertimbangan Daerah. “MPW dan MPD siap bergandengan tangan untuk Yogyakarta yang aman dan ayem,” kata dia.

Tak mau kalah dengan rekannya, Ketua DPW PKS DIY, Agus Mas’udi, langsung berbalas pantun seraya mengatakan balas dendam tidak boleh tetapi balas pantun boleh.

Prinsip, kata dia, pada Pemilu 2024 PKS DIY ingin meraih tiga sukses yaitu sukses pemilu legislatif, pemilu presiden dan pemilihan kepala daerah (pilkada). PKS DIY pasang target meraih 15 persen suara. Pada pemilu lalu berhasil meraih 11 persen. “Tinggal menaikkan empat persen. Saat ini posisi kita nomor dua di DIY. Di tingkat pusat PKS nomor empat. Jika DIY ingin meraih nomor satu sulit tetapi kami ingin memangkas jarak (perolehan kursi) dengan nomor satu,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Agus berharap Dewan Pakar berperan memberikan masukan serta saran agar PKS DIY mampu mencapai target 15 persen. “Tugas ini berat jika kita tidak bergandengan tangan,” ucapnya.

Dari pengalaman di lapangan disertai dengan rujukan hasil survei, menurut dia, saat ini perhatian masyarakat lebih fokus ke pilpres daripada pileg, sebesar 67 persen.

Sering saat bertemu relawan capres dia mengajak bergabung ke parpol namun enggan. Dari realita seperti itu, dia menyebut pilpres ibarat salat tetapi fokus pada memperhatikan shaf namun melupakan wudhu. Padahal ibadah salat tanpa wudhu tidak sah.

Sementara itu Abdul Fikri Fakih dalam pengarahannya menyampaikan pelantikan Dewan Pakar PKS se-DIY ibarat pecah telur. Satu provinsi terselesaikan sedangkan provinsi lain yaitu Jawa Tengah dan Jawa Timur, belum selesai.

Dia memberikan apresiasi mengingat keberadaan Dewan Pakar akan menyelesaikan kendala. “Ada satu kendala yang sudah bisa diselesaikan yaitu komunikasi dengan publik,” kata dia seraya berharap kader-kader PKS yang saat ini diam tidak bergerak bisa diajak aktif lagi.

Dalam kesempatan itu Abdul Fikri memberikan apresiasi kinerja DPW PKS DIY yang mampu meraih suara dua digit, artinya mengalahkan DPP.

“Sebelas persen itu dua digit, PKS sejak 2009 masuk partai menengah (dengan perolehan suara) enam sampai delapan persen,” ujarnya seraya berharap pada Pemilu 2024 kursi PKS di DPRD DIY bisa bertambah dua. (*)