UCY Mengoperasikan Posko Terpadu Merapi

UCY Mengoperasikan Posko Terpadu Merapi

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Universitas Cokroaminoto Yogyakarta (UCY) menyiapkan posko terpadu guna membantu para pengungsi di lereng Merapi. Posko ini dikelola bersama antara Lembaga Dakwah Pembangunan Masyarakat (LDPM), LAZ Al Azhar Yogyakarta, Yayasan Sejiwa serta Indonesian Hypnotists Guild (IHG) Yogyakarta.

Penandatanganan kerja sama, dilakukan Sabtu (28/11/2020) di Kampus UCY Yogyakarta. Dari UCY hadir Wakil Rektor III Farid Iskandar. Ikut menandatangani naskah kerja sama ini Direktur Yayasan Sejiwa Heru Suyitno, Direktur Lembaga Sosial IHG Abdul Madud serta Sujarwo mewakili Kepala Perwakilan LAZ Al Azhar Yogyakarta Mukhlas Madani.

Ketua LDPM UCY Dra Difla Nadjih MS menjelaskan, penandatanganan naskah kerja sama ini merupakan pelembagaan dari sinergi yang sudah berjalan lebih awal di lapangan. Sejak pertengahan November, pihaknya sudah mengadakan kegiatan sosial melalui posko dimaksud.

Didukung IHG, LAZ Al Azhar dan Yayasan Sejiwa, LDPM telah mendistribusikan logistik ke barak pengungsian Merapi di Glagaharjo. Mereka juga menggelar pelatihan-pelatihan untuk para relawan dan perangkat desa setempat. Pelatihan ini, untuk membekali relawan dan perangkat desa kemampuan mengatasi kebosanan dan stres dari para pengungsi.

“Saat ini, posko masih di kampus. Lebih sebagai wadah untuk kami berkoordinasi dan menyusun rencana bersama. Manakala status Merapi semakin meningkat, kita juga sudah ada lokasi untuk dibangun posko di lokasi pengungsian,” kata Difla.

Mukhlas Madani mengatakan, seluruh kegiatan mengutamakan kepatuhan terhadap protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah melalui Satgas Covid-19.

Protokol kesehatan, katanya, sudah menjadi prosedur standar dan dilaksanakan dengan ketat di lokasi pengungsian. Mulai dari mencuci tangan dengan sabun pada air mengalir, kewajiban mengenakan masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan.

Petugas juga secara rutin melakukan penyemprotan disinfektan untuk memastikan lokasi pengungsian steril dari virus. “Selama kegiatan, kami sepenuhnya patuh dengan ketentuan protokol kesehatan Covid-19,” katanya.

Mengenai pelatihan, Abdul Wadud atau biasa dipanggil Gus Acun menambahkan, lebih diarahkan untuk para relawan dan perangkat desa setempat. Pelatihan berupa kemampuan dasar mengatasi kecemasan.

Melalui pelatihan-pelatihan, saat ini seluruh relawan dan perangkat desa sudah cukup memiliki kemampuan tersebut.

“Pelatihan kami lakukan dengan metode hypnosis. Alhamdulillah sebagian besar relawan dan petugas sudah punya kemampuan itu. Ini penting, sebab kita tidak pernah tahu sampai kapan warga harus berdiam di pengungsian. Itu jelas sangat membosankan bagi mereka,” katanya.

Farid Iskandar menyambut baik sinergi ini. Dia mengatakan kerja sama UCY dengan sejumlah pihak dalam kaitan penanganan pengungsi Merapi akan bermanfaat bagi warga.

Selain itu, juga memiliki peran penting bagi masing-masing pihak, terutama membekali mahasiswa UCY seputar pemahaman mengenai pentingnya pendampingan untuk masyarakat.

“Kami memiliki kesempatan untuk terjun langsung ke lapangan mempraktikkan ilmu dan pengetahuan dalam kehidupan sosial masyarakat senyatanya,” kata Farid. (*)