Truk Keluar Masuk Alun-alun Utara demi Buang Endapan Sampah

Truk Keluar Masuk Alun-alun Utara demi Buang Endapan Sampah

KORANBERNAS.ID,YOGYAKARTA -- Proses pengembalian bentuk dan fungsi alun-alun utara Keraton Yogyakarta terus berlanjut. Usai menanam pagar besi yang mengitari halaman seluas 300x300 meter persegi pada 2020 silam, kini keraton Yogyakarta membenahi fasad yang berada di dalamnya.

Beberapa hari terakhir, truk pasir tampak keluar masuk kawasan alun-alun utara tersebut melalui pintu barat yang berhadapan langsung dengan Masjid Gedhe Kauman. Kegiatan ini pun mengundang tanda tanya warga. Pasalnya kendaraan berat sejenis truk pasir ini tidak boleh melintasi ruas jalan tertentu termasuk jalan menuju alun-alun Utara Keraton Yogyakarta.

Seorang pengayuh becak yang enggan disebutkan namanya saat ditemui koranbernas.id di sekitar alun-alun Utara, Rabu (13/4/2022) mengatakan aktivitas ini sudah berlangsung kurang lebih satu minggu. Lelaki paruh baya ini juga tidak tahu pembangunan apa yang sedang dilakukan Keraton Yogyakarta.

"Paling arep digawe luwih apik (mungkin akan dibuat lebih bagus)," katanya singkat.

Dua unit eksavator tampak terus menggali di dekat dua pohon beringin kurung Kiai Dewadaru dan Kiai Wijayadaru serta memindahkan tanah hasil kerukan ke bak-bak truk yang datang dan pergi dari kawasan tersebut. Beberapa unit truk dengan tempelan stiker logo Keraton Yogyakarta dan tulisan "Truk Pasir Keraton Yogyakarta" bergantian mondar-mandir.

Penghageng Kawedanan Hageng Panitrapura atau sekretariat negara Keraton Yogyakarta, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Condrokirono saat dikonfirmasi, Rabu (13/4/2022) menyampaikan komentarnya.

Secara singkat puteri kedua Raja Keraton Yogyakarta sekaligus Gubernur DIY, Sri Sultan HB X menyampaikan perbaikan tersebut sengaja dilakukan untuk mengembalikan fasad Alun-alun Utara.

Menurut Condrokirono, pengerukan tanah dilakukan karena banyak sampah yang ada di kawasan tersebut. Sebab selama puluhan tahun, alun-alun tersebut digunakan untuk aktivitas masyarakat seperti Pasar Malam dan kegiatan lainnya.

Akibatnya banyak sampah yang mengendap di tanah Alun-alun Utara. Karenanya selain dikeruk, tanah kawasan tersebut diganti dengan yang baru.

"Alun-alun [utara] dibersihkan, banyak sampah yang puluhan tahun mengendap disitu. Kan yang kemarin itu sudah kotor, jadi diganti baru, dikembalikan seperti dulu," ungkapnya.

Sesuai fasadnya, kehadiran Alun-Alun Utara berdasarkan data dari laman KratonJogja.id memenuhi berbagai fungsi dan peran keraton sebagai pusat pemerintahan. Ruang terbuka luas ini menjadi perangkai berbagai elemen kawasan di sekitarnya, baik secara tata ruang maupun secara sosial. Misalnya antara keraton dan Masjid Gedhe, atau antara Sultan dan rakyatnya.

Seluruh permukaan Alun-alun Utara ditutup dengan pasir lembut. Hal ini merupakan penggambaran laut tak berpantai yang merupakan perwujudan dari kemahatakhinggaan Tuhan.(*)