Tinggi, Minat Mahasiswa Universitas Yale Belajar Bahasa Indonesia

Tinggi, Minat Mahasiswa Universitas Yale Belajar Bahasa Indonesia
Ari Kusmiatun mengajar bahasa Indonesia di Yale University. (Istimewa).

KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Kegiatan riset merupakan salah satu program kegiatan akademik yang wajib dilakukan oleh dosen perguruan tinggi. Dosen Fakultas Bahasa Seni dan Budaya Universitas Negeri Yogyakarta Dr. Ari Kusmiatun, tahun ini mendapat kesempatan untuk melakukan penelitian berkaitan dengan Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) dengan menggandeng Yale University, Amerika Serikat.

Riset yang dilakukan Ari Kusmiatun mengangkat topik pengembangan bahan ajar BIPA bagi pemelajar BIPA Amerika Serikat dengan tematik olah raga dan berbasis interkultural. “Hal ini membawa saya menjadi dosen tamu di Yale University untuk mengenalkan budaya serta bahasa Indonesia yang dikaitkan dengan bidang olahraga khususnya permainan tradisional,” kata Ari Kusmiatun, Selasa (17/10). Mengajarkan Bahasa Indonesia di Yale menjadi nilai tambah kegiatan BIPA yang dilakukan Ari Kusmiatun sambil melengkapi data riset yang dilakukannya.

Demikian siaran pers yang diterima koranbernas.id dari Humas UNY.

Presiden Consortium for the Teaching of Indonesian (COTI) sekaligus dosen Bahasa Indonesia di Yale University, Indriyo Sukmono, Ph.D mengatakan, kolaborasi dalam banyak hal termasuk mengajarkan BIPA secara langsung di Yale akan sangat mendukung pengembangan program BIPA di Yale dan menjadikan mahasiswa mengalami interaksi langsung dengan orang Indonesia. BIPA di Amerika Serikat cukup berkembang dan diselenggarakan di berbagai universitas dan rumah budaya di KBRI. Namun demikian, mahasiswa terbanyak ada di Yale University. Indriyo Sukmono sangat giat dalam memperjuangkan Bahasa Indonesia agar dikenal di Amerika Serikat. COTI adalah satu-satunya organisasi pengajaran Bahasa Indonesia di kawasan Amerika Utara yang dibentuk pada tahun 1975.

Jamie Orson, seorang mahasiswa kelas bahasa Indonesia di Yale menyatakan, bahwa belajar Bahasa Indonesia sangat menarik dan banyak kegiatan yang menyenangkan. “Saya senang belajar Bahasa Indonesia,” kata Declan Savage, teman sekelasnya. Pengajar BIPA di Columbia University dengan penugasan Program FLTA, Liam Rolando Leo Liesanggoro senang sekali mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pelatihan BIPA di KJRI New York. “Seluruh pemaparan narasumber sangat relevan dengan keadaan kelas Bahasa Indonesia saya di Columbia University,” katanya. Liam menjadi terinspirasi untuk menerapkan berbagai aktivitas baru di kelas  terutama virtual tour secara langsung.

Dalam kunjungannya di Amerika Serikat, Ari Kusmiatun juga berkesempatan memberikan materi dalam pelatihan BIPA yang digelar oleh KJRI New York bersama COTI. Pelatihan BIPA ini membekali para pengajar BIPA ataupun calon pengajar BIPA untuk makin menguatkan kompetensi dan wawasan terkait BIPA agar pembelajaran BIPA lebih maksimal. Hadir sebagai pemateri dalam pelatihan ini selain Ari Kusmiatun (UNY) juga Indriyo Sukmono (COTI/Yale University) dan Wati Istanti (Unnes).

Bahasa haruslah disajikan dengan cara yang menyenangkan dan membuat bahagia, baik bagi pemelajar maupun pengajarnya. “Sebagai guru BIPA, pengajar harus kreatif dalam menyajikan materi BIPA dan merancang pembelajaran BIPA dengan cara-cara yang menyenangkan dan memotivasi pemelajar BIPA di Amerika Serikat tertarik mengenal Indonesia lebih jauh,” kata Ari Kusmiatun. Peserta pelatihan yang dilakukan secara blended luring dan daring ini tak hanya di sekitar USA, namun juga pengajar BIPA di Indonesia dan negara lain, termasuk Canada dan Polandia.

Konsul Jenderal RI di New York, Winanto Adi menyatakan mendukung sepenuhnya kegiatan-kegiatan dalam pengembangan program pengenalan bahasa Indonesia di Amerika Serikat. Pria kelahiran Solo tersebut berkomitmen untuk membantu berbagai kegiatan yang berkaitan dengan hal tersebut. “Perkembangan BIPA di negeri Paman Sam adalah sebuah keniscayaan dan memberi ruang diplomasi lunak bagi bangsa Indonesia,” kata Winanto Adi.

Dari sebuah riset kolaborasi Ari Kusmiatun memberikan inspirasi bahwa program tridarma perguruan tinggi dapat dilakukan secara integrative yaitu meneliti, mengajar, juga pengabdian masyarakat dalam bentuk pelatihan yang menyumbangkan manfaat bagi upaya membuanakan Bahasa Indonesia di dunia. (*)