Jagat Sastra Milenia Merayakan Ulang Tahun Ketiga
KORANBERNAS.ID, JAKARTA – Jagat Sastra Milenia (JSM), merayakan ulang tahun ketiga di Cafe Sastra, Balai Pustaka, Jakarta, Minggu sore (15/10/2023). Acara ini dimeriahkan dengan pembacaan puisi oleh beberapa penyair serta peluncuran buku antologi puisi.
Direktur Utama PT.Balai Pustaka (Persero) Dr. Ir. Achmad Fachroji dalam sambutannya mengingatkan, bahwa dunia sastra Indonesia maju bukan sekadar tulisan. "Melainkan lebih dari itu. Sastra maju karena dilisankan," ucapnya.
Ketua JSM Riri Sastria mengatakan, sastrawan memerlukan regenerasi. "JSM juga telah merekrut siswa dan siswi SLTP untuk diikutsertakan dalam pelatihan kelas menulis puisi, cerpen, dan Esai. Jumlah peserta hampir 100 orang juga ikut hadir bersama gurunya pada acara ultah ini," katanya.
Pada kesempatan itu juga dilakukan peluncuran buku antologi puisi antara lain “Harum Haramain” yang merupakan puisi pilihan karya Rissa Churria, buku kumpulan puisi terbaik karya Riri Satria & Emi Suy berjudul “Algoritma Kesunyian”, serta buku kumpulan puisi dan esai sastra “Alarm Sunyi” dan “Interval” karya Emi Suy.
Selain itu diluncurkan juga buku “Energi Kata, Sinergi Kita” (JSM Press, Oktober 2023). Buku setebal 272 halaman ini berisikan 22 puisi terbaik Sastramedia tahun 2022-2023, 11 cerpen terbaik Sastramedia 2022-2023.
Acara terakhir ulang tahun diisi dengan parade baca puisi antara lain oleh Ical Vrigar, Lasman Simanjuntak, Soekardi Wahyudi, Dhe Sundayana Perbangsa, Romy Sastra, Slamet Widodo, Khairani Pilliang, Sapto Wardoyo, Mita Katayo, Alex R Nainggolan, dan 4 Penyair Perempuan Jagat Sastra Milenia (JSM) yaitu Nunung Noor El Niel, Emi Suy, Rissa Churria, dan Erna Winarsih Wiyono.
Berikut adalah kutipan Sajak “Kalah atau Menang” yang dibacakan penyair Pulo Lasman Simanjuntak. Puisi ini ditulis tahun 1983 dan pernah dimuat di Tabloid “Nova” pada tahun itu juga.
Kalah atau Menang
kita berangkat dari sebuah titik
makin lama menjelma jadi mata air
lalu mencium ikan-ikan beracun di danau
tanpa sayap
(padahal jarak Yogjakarta dan New York hanya segaris, kepastian-kepastian semu).
Kristus pernah engkau dengar bukan?
bermazmur
sesungguhnya cinta itu
permainan gila
para tukang potret amatiran
hayo....
kita berkelahi tanpa badik
melawan matahari betina itu
agar sinarnya yang manja
tak lagi menghamili
hewan-hewan langka kegemaranmu
percayalah,
sejarah akan tunduk
atau kita pura-pura jadi malaikat manis
yang berlari dari kandang sapi
rindu tidur di kereta angin
mulailah
Jakarta, tahun 1983
(*)