Tidak Boleh Lagi Ada PKL di Sepanjang Malioboro

Tidak Boleh Lagi Ada PKL di Sepanjang Malioboro

KORANBERNAS ID, YOGYAKARTA -- Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X, memastikan tidak boleh ada pedagang kaki lima di sepanjang Malioboro usai relokasi. Pedagang yang sebelumnya berjualan di kedua sisi Malioboro secara bertahap akan dipindahkan ke Teras Malioboro 1 (eks bioskop Indra) dan Teras Malioboro 2 (eks Dinas Pariwisata DIY) mulai 1 Februari 2022.

"Harapan saya, kami juga sepakat nanti otomatis akan mengeluarkan keputusan yang akan kita desain bagaimana dengan PKL pindah di tempat yang satu di teras Malioboro 1 dan 2," terang Ngarsa Dalem usai menghadiri wilujengan bersama OPD terkait dan perwakilan PKL Malioboro di eks Bioskop Indra, Rabu (26/1/2022).

"Tidak boleh ada lagi PKL yang jualan di sepanjang Malioboro, Soalnya nanti kalau boleh [berjualan] kasihan mereka yang pindah. Jadi sama-sama hal tersebut kita lakukan," imbuh Sultan.

Sultan menyampaikan keinginannya agar teman-teman PKL yang pindah ke sini dengan pemahaman yang sama. Bukan karena fasilitas yang ada di sini yang jadi motivasi. Tapi upaya bersama untuk berdagang tumbuh dan berkembang.

"Dan itu sudah saya sampaikan, sehingga kami dan Wawali tidak akan tinggal diam. Kita sama-sama berusaha menyukseskan program ini tidak hanya PKL tapi juga kami pun akan menopang," lanjutnya.

Ngarsa Dalem juga memastikan tidak akan menarik pajak apapun dalam masa satu tahun anggaran bagi PKL yang menempati Teras Malioboro 1 dan Teras Malioboro 2. Demikian pula dengan Pemerintah Kota, tidak akan meminta retribusi. Langkah tersebut dapat memberikan ruang bagi para PKL untuk fokus.

“Bagaimana bersama-sama kami juga mempromosikan tempat yang baru ini menjadi pilihan bagi para wisatawan maupun bagi warga masyarakat Jogja sendiri yang mau berbelanja di Teras Malioboro 1 maupun Teras Malioboro 2”.

Dalam waktu dekat Sultan juga akan bertemu dengan para pemilik toko untuk membicarakan aset mereka yang dulu dipangkas lima meter yang mestinya berfungsi untuk pejalan kaki dan dipakai teman-teman PKL.

"Jadi akan saya serahkan kembali dengan catatan bahwa itu tetap menjadi ruang publik dan pejalan kaki. Jangan nanti di situ malah tokone dijembarke untuk jualan ya, jangan," tutup Ngarsa Dalem.

Sementara Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi menambahkan, dengan disatukannya para PKL Malioboro ini tidak akan mengubah Malioboro. Malioboro masih tetap menjadi tempat untuk membeli oleh-oleh, Malioboro masih tetap menjadi pusat jajanan.

“Selain itu, Malioboro masih tetap menjadi tempat untuk membuat vlog atau foto-foto. Sehingga pengunjung Malioboro kini bisa memilih untuk ke Teras Malioboro 1, Teras Malioboro 2, Pasar Beringharjo atau ke toko-toko di sepanjang Malioboro," kata Heroe.

"Jadi semakin bervariasi pilihan bagi pengunjung yang akan ke Malioboro, dengan harapan pengunjung tetap semakin banyak yang datang ke Jogja," tandasnya. (*)