Tersiar Kabar Perajin Tahu Tempe Mogok Produksi Tiga Hari

Tersiar Kabar Perajin Tahu Tempe Mogok Produksi Tiga Hari

KORANBERNAS.ID, KEBUMEN -- Di kalangan perajin tahu dan tempe tersiar kabar ada aksi mogok produksi selama tiga hari mulai Rabu (23/2/2022). Aksi mogok ini menyusul kenaikan harga kedelai dari Rp 8.000 menjadi Rp 11.050 per kilogram.

Kabar itu dinyatakan benar oleh Agus Triyanto, perajin tahu di Desa Krakal Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen, Selasa (22/2/2022).

Ditemui koranbernas.id di tempat kerjanya, Agus mengungkapkan selama mogok produksi, tahu dan tempe di Pasar Pagi Tumenggungan yang diproduksi perajin tahu di Krakal berkurang cukup banyak.

Di sentra produksi tahu Krakal ada 25 orang perajin. “Mulai hari ini sudah ada yang tidak produksi,” kata Agus Triyanto.

Anggota Primkopti Kebumen ini sehari membutuhkan 80 kg kedelai. Sebelum ada kenaikan harga kedelai dan minyak goreng, dibutuhkan lebih satu kuintal kedelai.

Ketua Primkopti Kebumen, Sulmanuddin, yang dikonfirmasi koranbernas.id mengatakan sebagai pengurus koperasi dengan anggota 200 orang lebih perajin tahu dan tempe, dirinya tidak pernah mengajak atau mengimbau mogok produksi.

Tidak semua perajin tahu dan tempe merupakan anggota Primkopti Kebumen. "Jika ada anggota Kopti mogok produksi, yang rugi mereka," kata Sulmanuddin.

Dia mengakui menerima surat dari Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia. Surat itu keluar setelah ada pertemuan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dengan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi.

Surat itu antara lain berisi permintaan perajin tahu dan tempe tidak mogok produksi. "Kebutuhan kedelai untuk anggota kami 50-60 ton per bulan. Barang selalu ada, tapi ada kenaikan harga," kata Sulmanudin. (*)