Tari Dolalak Massal Libatkan 5 Ribu Penari

Tari Dolalak Massal Libatkan 5 Ribu Penari

KORANBERNAS.ID – Bertepatan bulan Sura atau Muharram 1441 H, Pemkab Purworejo menggelar Tari Dolalak massal melibatkan lebih dari 5 ribu orang penari.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Purworejo, Agung Wibowo, kepada media di Press Centre Rabu (11/9/2019) mengatakan pada acara yang berlangsung Sabtu (14/9/2019) mendatang, pihaknya akan “menyebarkan” virus Dolalak di kota tersebut.

"Gelaran tari Dolalak massal diikuti para pelajar se-Kabupaten Purworejo, komunitas-komunitas, sanggar tari dan dinas-dinas," kata Agung.

Keluarga besar Kodim 07/08 Purworejo juga turut ambil bagian memeriahkan acara tersebut dengan mengenakan kaos doreng khas TNI.

Sebelum event itu berlangsung sudah dilaksanakan workshop tari Dolalak, pelatihan terhadap guru-guru dan memberikan edukasi tari Dolalak sesuai standar atau pakem.

"Sekarang di tiap-tiap sekolah sudah tersedia pelatih," kata Agung.

Dia mengakui, awalnya mencari penari Dolalak kecil sangat sulit. Tetapi kondisi sekarang berbeda. Purworejo telah memiliki 4.600 penari Dolalak tingkat SD.

Para pelajar SMP, SMA/SMK termasuk guru-guru pun mampu menari Dolalak.

Beberapa waktu lalu pihaknya mengurus ke Kementerian Kebudayaan terkait dengan tari Dolalak.

"Hasilnya pada 16 Agustus tari Dolalak ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda," paparnya. Pengurusan HAKI sudah dilakukan sejak 2011.

Konferensi pers persiapan event Tari Dolalak Massal. (w asmani/koranbernas.id)

Malam harinya pada tanggal yang sama digelar event bersama se-eks Karesidenan Kedu, di Amphiteater Alun-alun Purworejo.

Ditampilkan tarian kipas sejuta bunga dari kota Magelang, tari Soreang dari Kabupaten Magelang, Cepetan Alas dari Kebumen, tari Jaran Kepang Temanggung, Festival Tenong Sekar Langit dari Wonosobo dan tari Seminggu dari Purworejo.

Jamasan Tosan Aji

Satu rangkaian dengan acara tersebut berlangsung Jamasan Tosan Aji pada Jumat Kliwon (27/9/2019).

Pengelola Museum Tosan Aji memberikan kesempatan masyarakat yang ingin menjamasi tosan ajinya.

"Untuk tahun 2019 tidak ada ruwatan sukerta. Biayanya tinggi dan dalang harus secara khusus melakukan ritual ruwatan," terang Agung. (sol)