Tak Melulu Kesehatan, Pendekatan Sosbud Bisa Menanggulangi Covid-19
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Pandemi Covid-19 tak kunjung selesai. Banyak hal yang harus dipikirkan untuk mengatasi masalah ini selain kepatuhan pada protokol kesehatan (prokes).
Tingginya kasus positif Covid-19 pun tidak hanya membutuhkan solusi dari bidang kesehatan dan ekonomi. Respons melalui pendekatan sosial budaya perlu dilakukan karena makin meluasnya penyebaran virus tersebut dan sulitnya mengatasi pandemi.
"Berbagai masalah timbul mulai dari masalah psikososial di tingkat personal, konflik di tingkat interpersonal dan komunitas, hingga kecemasan sosial di masyarakat," kata Adi Fahrudin, Guru Besar Universitas Muhammadiyah Jakarta, dalam zoom meeting bertema "Peran Pekerja Sosial Medis Di Masa Pandemi Covid-19:Tantangan Pelayanan Di Era New Normal" di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Jumat (31/10/2020).
Menurut Adi, salah satu upaya untuk mengatasi pandemi ini dengan pola intervensi yang dilakukan pekerja sosial, khususnya pekerja sosial medis. Peranan pekerja sosial di bidang kesehatan kini tidak hanya di rumah sakit saja, melainkan telah meliputi aspek pencegahan, perawatan, pemulihan dan pengembangan.
Selama ini, pekerja sosial medis belum secara formal masuk dalam tim penanggulangan Covid-19 karena tidak menjadi kebutuhan yang mendesak. Pada saat ini fokus pada bagaimana mitigasi, penyembuhan dan penemuan vaksin dan obat Covid-19.
Karenanya diperlukan kreativitas pekerja sosial medis, baik praktik mandiri maupun praktik di bawah institusi, lembaga dan yayasan. Mereka bisa berperan dalam konteks pencegahan, promosi kesehatan, kampanye 3M, intervensi krisis dan dukungan psikososial terhadap keluarga yang mengalami kematian anggota keluarga.
“Peran bidang pekerja sosial kesehatan harus semakin meluas untuk menghadapi Covid-19," ungkapnya.
Sementara itu, Dr Lulus Hardiyanti SPKFR dari Bagian Instalasi Rehabilitasi Medik RSUP Dr Sardjito menjelaskan, pekerja sosial medis masuk dalam tim rehabilitasi medik. Pelayanan rehabilitasi merupakan pelayanan holistik untuk mengembalikan kemampuan fungsi yang optimal, atau kemandirian dan atau mencapai hidup yang berkualitas bagi pasien.
"Mereka bisa membantu melalui strategi promosi kesehatan dengan penyuluhan, menginformasi dan edukasi tentang hidup sehat dan aktivitas yang tepat untuk mencegah kondisi sakit," paparnya.
Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga, Marhumah, mengungkapkan kampus berperan menjadi sumber ilmu pengetahuan. Bahkan bisa memproduksi ilmu pengetahuan dan harus bisa bekerja sama dengan dengan ilmu-ilmu yang lain.
"IKS bekerja sama dengan ilmu medis sangat besar kemungkinannya bekerja sama dengan bidang ilmu yang lain. Sehingga pekerja sosial bisa memahami masalah-masalah yang dihadapi masyarakat sekarang ini," imbuhnya. (*)