Sultan Jengah, Wisatawan Bisa Membuat Jogja Memerah

Sultan Jengah, Wisatawan Bisa Membuat Jogja Memerah

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Daerah Istimewa Yogyakarta masih berada di level 3 saat perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali, 14-20 September 2021. Meskipun demikian, penurunan level 4 ke level 3 sejak seminggu lalu membuat banyak wisatawan yang datang ke Yogyakarta.

Hal ini membuat Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X khawatir. Terlebih dua minggu terakhir banyak bus-bus pariwisata yang keluar masuk wilayah DIY. Padahal, berdasarkan data terbaru Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif baru tiga destinasi wisata di DIY yang diujicoba untuk beroperasi, yaitu Gembira Loka Zoo, Tebing Breksi dan Hutan Pinus Mangunan, Bantul.

Ulah wisatawan dan travel biro wisata dari luar kota yang membuat paket wisata ke DIY membuat Sultan jengah. Raja Jogja ini khawatir kondisi seperti ini akan membuat DIY kembali masuk zona merah penularan Covid-19. Padahal saat ini tren kasus Covid-19 di DIY semakin turun.

Dinas Kesehatan dan Satgas Covid-19 DIY mencatat, positivity rate harian DIY per 13 September 2021 sudah 1,64 persen. Angka ini jauh di bawah standar Badan Kesehatan Dunia atau WHO yaitu sebesar 5 persen.

Sultan mempertanyakan pelaku wisata yang membawa wisatawan ke DIY. Padahal jelas-jelas selain tiga kawasan wisata yang diujcoba, semua destinasi wisata di kota ini masih ditutup selama PPKM Level 3.

"Ini karepé (maunya-red) biar [diy zona] merah atau apa? kita kan nggak tahu," ujar Sultan di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Senin (13/09/2021).

Sultan mempertanyakan pelaku wisata yang membawa wisatawan ke DIY. Padahal jelas-jelas selain tiga kawasan wisata yang diujicoba, semua destinasi wisata di kota ini masih ditutup selama PPKM Level 3. Wisatawan pun terpaksa yang diturunkan di kawasan Malioboro karena mereka tidak diperbolehkan masuk destinasi wisata. Akibatnya Malioboro sejak beberapa waktu penuh sesak dengan wisatawan dari luar kota.

Sebagian wisatawan pun nekat masuk ke kawasan wisata meski jalan masuk ditutup portal. Mereka memilih jalan alternatif atau jalan tikus untuk bisa masuk ke pantai. Bus-bus wisata pun akhirnya sembarangan parkir dan memadati badan-badan jalan. Sebab Pemda masih menutup titik-titik parkir selama PPKM Level 3.

"Kan tahu kalau tutup, travel biro di Jawa kan tahu juga. Yang punya bus kan tahu kalau semua [destinasi wisata] tutup. Tapi tiap weekend maunya apa [ke jogja]. Sekedar cari duit atau apa saya nggak tahu," tandasnya.

Sementara Sekda DIY, Kadarmanta Baskara Aji mengungkapkan, Pemkot Yogyakarta diminta melarang wisatawan yang masuk ke kawasan Malioboro bila tidak mematuhi protokol kesehatan (prokes). Sebab sejak beberapa waktu terakhir banyak wisatawan luar kota masuk ke Malioboro tanpa memakai masker.

"Wisatawan hanya diminta untuk pakai masker dan cuci tangan kok angèl (susah-red). Ini kebangeten (keterlaluan-red). Padahal sudah disediakan fasilitas. Wisatawan jangan dibolehkan masuk ke toko dan lesehan, jangan boleh belanja kalau nggak pakai masker. Harus ditegur," tegasnya. *