Sultan Ingatkan Investasi Hotel di Jogja Jangan Saling Bunuh

Sultan Ingatkan Investasi Hotel di Jogja Jangan Saling Bunuh

KORANBERNAS.ID – Sri Sultan Hamengku Buwono X sebagai Gubernur DIY meminta agar pemerintah di kabupaten/kota selektif dalam memberikan perizinan pembangunan hotel baru. Saat memberikan sambutan pada peresmian Jembatan Penyeberangan Orang (JPO), Selasa (19/11/2019) siang, yang berdekatan dengan kawasan Plaza Ambarrukmo, Sultan mengingatkan perizinan jangan hanya sekadar menakar untung rugi semata.

“Jangan sampai mengizinkan pembangunan (hotel) hanya untung rugi, bukan mementingkan perkembangan iklim investasi selanjutnya,” ujar Sultan.

Ketika meresmikan JPO Ambaramarga, Sultan menyampaikan, pembangunan bandara baru akan menjadi pengungkit perekonomian di DIY, khususnya sektor pariwisata. Walau demikian, Gubernur menilai, tak serta merta perekonomian DIY akan melesat dengan keberadaan bandara baru.

Sebab itu, investor dan juga pemerintah kabupaten/kota harus memikirkan secara cermat wilayah mana saja yang akan dikembangkan untuk mendorong kepariwisataan di Yogyakarta. Pilihan membangun hotel ataupun apartemen dapat dilakukan di Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman atau bahkan Kabupaten Kulon Progo tempat di mana bandara baru berada.

“Jadi hati-hati, memang benar, nanti bulan Maret tahun depan, international airport yang di Kulon Progo sudah bisa diresmikan. Tapi tidak berarti dengan diresmikannya international airport maka pariwisata di Yogyakarta akan meningkat drastic. Perlu waktu, mungkin bisa satu tahun, bisa dua tahun atau bisa tiga tahun,” tuturnya.

Sultan pun tak menginginkan persaingan hotel dan apartemen di Yogyakarta saling mematikan. Dirinya menyontohkan kecenderungan yang ada di Bali saat ini, di mana banyaknya hotel bintang lima yang harus bersaing sengit dengan investor yang membangun vila dan permukiman super eksklusif di Pulau Dewata. Hal itu berimbas negatif bagi sektor ekonomi pariwisata itu sendiri.

“Makin banyak hotel tumbuh, makin banyak konsumen yang datang, akan terjadi usahawan yang mulai membangun villa. Berarti, investasi di hotel dan villa akan berkompetisi. Kalau kamar di atas 100, hotel nanti punya masalah (jika sepi),” kata Gubernur.

Sedangkan terkait JPO Ambaramarga, Sri Sultan menganjurkan masyarakat memanfaatkannya dengan baik. Khususnya demi keselamatan pedestrian atau pejalan kaki.

“Silakan jembatan penyeberangan digunakan dengan baik. Jangan menyeberang di jalan lagi, karena itu berbahaya,” ujar Sri Sultan saat berpidato pada peresmian JPO Ambaramarga.

JPO yang menghubungkan sisi timur dan barat Jalan Laksda Adisucipto ini dibangun dengan tiga visi, salah satunya adalah safety. JPO Ambaramarga merupakan bentuk tanggapan The Ambarrukmo atas tingginya tingkat kecelakaan lalu lintas di Jalan Laksda Adisucipto.

“Gagasan awal Jembatan Penyeberangan Orang Ambaramarga ini pun didasari kecelakaan lalu lintas di Jalan Laksda Adisucipto, karena tingginya jumlah kendaraan dan para pelintas jalan,” ujar Haris Susanto, Managing Director The Ambarrukmo.

Keselamatan dan keamanan pengguna jalan dinilai sangat penting. Haris Susanto menyatakan bahwa pengguna jalan merupakan orang-orang yang berperan bagi pergerakan ekonomi.

“Keperluan standar keamanan yang tinggi akan menjadi salah satu pilar untuk memajukan ekonomi domestik dan internasional bagi Yogyakarta yang merupakan salah satu destinasi wisata terbaik di Indonesia,” lanjutnya. (ros)