Launching Gardu Penyintas di Kecamatan Banyuurip Purworejo, Disabilitas bukan Kaum Lemah

Masyarakat mengambil bagian dengan membeli produk-produk mereka.

Launching Gardu Penyintas di Kecamatan Banyuurip Purworejo, Disabilitas bukan Kaum Lemah
Wabup Purworejo Yuli Hastuti bersama penyandang disabilitas yang memajang produknya. (wahyu nur asmani ew/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, PURWOREJO -- Penyandang disabilitas di Kecamatan Banyuurip Kabupaten Purworejo Jawa Tengah bukan lagi sebagai kaum lemah yang patut dikasihani.

Stigma negatif penyintas (penyandang disabilitas) mulai bergeser dengan bangkitnya UMKM di kalangan mereka,  ditandai launching Gardu Penyintas (Gerai Produk Penyandang Disabilitas) di Kantor Kecamatan Banyuurip, Kamis (26/10/2023) oleh Wakil Bupati Purworejo Yuli Hastuti.

Dalam kesempatan itu dilaksanakan santunan untuk 30 anak yatim. Tampak hadir Kepala Dinsosdaldukkb Ahmad Jaenudin, Camat Banyuurip Siswantoro Dwi Nugroho, Forkopimcam Banyuurip, Perwakilan Yakkum M Aditya Setiawan, Kepala Desa se-Kecamatan Banyuurip dan sejumlah penyandang disabilitas.

Yuli menyampaikan apresiasi  atas diluncurkannya Gardu Penyintas yang diinisiasi Camat Banyuurip Siswantoro Dwi Nugroho.

"Saya juga mengucapkan selamat ulang tahun ke-9 DPO (Difabel Produk Orientasi) Tunas Mandiri Banyuurip, yang mengambil tema Peran Disabilitas dalam Pembangunan Menuju Desa/Kelurahan Inklusi," ucapnya.

Camat Banyuurip Siswantoro Dwi Nugroho. (wahyu nur asmani ew/koranbernas.id)

Wabup menekankan perlindungan terhadap kedudukan, hak dan kewajiban dan peran penyandang disabilitas, merupakan kewajiban yang tidak melekat pada pemerintah saja melainkan setiap  individu dalam memenuhi kewajiban sosial maupun realisasi ajaran agama.

"Anggapan yang menyebutkan penyandang disabilitas hanya menjadi beban keluarga, harus dibuang jauh-jauh," tandasnya.

Wabup menyampaikan Gardu Penyintas merupakan terobosan yang sangat bagus untuk mendorong pemberdayaan ekonomi penyandang disabilitas. Fasilitas itu dapat dimanfaatkan sebagai sarana promosi produk penyandang disabilitas.

"Para penyandang disabilitas juga harus pandai menyikapi kemajuan teknologi, seperti pemasaran produk secara online. Bisa menggunakan aplikasi Larisi Purworejo, sebuah aplikasi yang dapat digunakan masyarakat untuk menjembatani UMKM lokal Purworejo bertransaksi secara online," harapnya.

Kepala Bagian Progam Rehabilitasi Holistik Pusat Rehabilitasi Yakkum mengatakan pendampingan program Desa Inklusif di Kecamatan Banyuurip adalah wujud dari program prioritas Kementerian Desa.

Kepala Bagian Progam Rehabilitasi Holistik Pusat Rehab Yakkum, Muhammad Aditya Setiawan. (wahyu nur asmani ew/koranbernas.id)

Kerja sama dan dukungan dari semua pihak terutama dari semua kepala desa untuk replikasi Desa Inklusif menjadi hal utama. DPO Tunas Mandiri telah menjadi DPO sangat berdaya dan mandiri.

"Melalui peluncuran Gardu Disabilitas besar harapan kami dapat menjadi awal inovasi lain dan dapat menginspirasi wilayah lain untuk melakukan upaya pemberdayaan disabilitas. Kami juga mengharap dukungan dari semua desa untuk mereplikasi pendekatan desa inklusif yang saat ini sudah diawali dengan tiga desa," harapnya.

Inisiator Gardu Penyintas yang juga Camat Banyuurip Siswantoro Dwi Nugroho menyampaikan tujuan utamanya adalah mempromosikan produk-produk masyarakat penyandang disabilitas, baik berupa makanan olahan maupun kerajinan.

Di dalam gerai terdapat fasilitas aplikasi. Pembeli cukup scan barcode otomatis masuk ke warung Gardu Penyintas Digital.

"Upaya yang dilakukan pemerintah dan semangat masyarakat penyandang disabilitas perlu dikuatkan dengan keterlibatan semua unsur. Para pelaku pasar harus berperan membantu pemasaran dan yang paling penting masyarakat mengambil bagian dengan membeli produk-produk mereka," jelasnya. (*)