Sultan HB X Kritik Pengusaha Saat Membuka JIFFINA 2022

Sultan HB X Kritik Pengusaha Saat Membuka JIFFINA 2022

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X bersama Dirjen Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian RI,  Reni Yanita, Sabtu (20/8/2022), membuka secara resmi pameran JIFFINA 2022 di Jogja Expo Center (JEC) Yogyakarta. Dalam kesempatan itu, Sultan sempat mengkritik para pengusaha dalam menyikapi dan merespons persaingan global termasuk di antaranya pasar mebel.

Dalam sambutannya, Sultan mengatakan, selaras dengan tema tahun ini yakni Nature is Back for Eco Lifestyle, JIFFINA setidaknya perlu menerapkan enam karakteristik produk mebel dan produk kayu lainnya yang ramah lingkungan. Karakteristik itu, adalah penggunaan kayu bersertifikat, mudah dibongkar dan didaur ulang, tahan lama dan mudah diperbaiki, berbahan insersi logam dan plastik daur ulang, berbahan kayu reklamasi dari produk lama serta menggunakan bahan bambu untuk aksesoris perabotan, seperti veneer atau kerai.

“Saya berharap, sebanyak mungkin kriteria itu diterapkan pada produk-produk yang dipamerkan di sini. Sebab jika tidak, saya khawatir kita akan lebih jauh ketinggalan dari produk-produk serupa dari Vietnam yang menjadi kompetitor utama mebel Indonesia,” kata Sultan.

Dikatakan, pada era disruptif inovasi saat ini, para desainer, kreator dan produsen serta marketer hendaknya solider bersinergi dalam satu tim kerja untuk bersikap antisipatif terhadap perubahan. Mereka, kata Sultan, tidak lagi bisa mengandalkan kerja individual-soliter dan nostalgia subyektif pada kebanggaan masa lalu saja.

Pada era perubahan yang sering tidak bisa diprediksi ini, semua harus mencermati dan mengantisipasi perubahan dari bisnis konvensional ke Omni-Channel O2O: On-line to Off-line.

“Bisnis online itu ibarat menjual barang ke tempat yang tidak kita kenal. Bisnis ini membutuhkan trust, karena kita juga belum pernah mengenal pembelinya, sehingga harus ekstra prudensial,” lanjutnya.

Konsekuensinya, pada tataran perusahaan, pelaku industri mebel dan kerajinan harus fokus pada keunikan produk yang memiliki nilai lebih dibanding produk sejenis. Sebab, jika diferensiasi hanya disandarkan pada harga murah, produk akan cepat tersingkir begitu masuk produk luar berkualitas yang lebih murah.

“Ada dua pertanyaan besar yang bersifat strategis yang perlu dijawab dengan program yang terukur. Pertama, seberapa kuat ketangguhan usahawan kita siap merespons produk luar ke pasar domestik yang terbuka. Kedua, seberapa kreatif kita mampu mengembangkan produk lokal yang unggul untuk bersaing di pasar global. Peringatan dini itu sudah saya canangkan tahun lalu, tapi rasanya kurang menggugah kesadaran para usahawan kita,” ungkap Sultan.

Ketua JIFFINA 2022, Timbul Raharjo, mengatakan hingga saat ini sebanyak 800 buyer telah mengkonfirmasi kehadiran di JIFFINA. Mereka datang dari berbagai negara di Eropa, Amerika, Asia dan lain sebagainya.

Timbul mengakui, persaingan global dan pandemi ikut mendorong persaingan semakin kompetitif. Namun ia menegaskan, Jogja dan sekitarnya memiliki resource yang juga baik. Bahan baku produk kerajinan dan mebel tersedia melimpah dengan kualitas yang sangat baik.

“Dari sisi pemasaran, kita sekarang juga memiliki YIA yang menjadi pintu utama dan aksesibilitas bagi tamu baik dalam maupun luar negeri. Bandara baru ini, juga masih akan ditopang dengan pembangunan jalan tol dan infrastruktur lainnya. Ini semua akan memudahkan kita menjalankan bisnis,” kata Timbul.

Reni Yanita menambahkan, dia berharap JIFFINA 2022 sukses besar dan membawa dampak luas bagi perekonomian nasional. Kondisi pasar global yang mulai pulih pascapandemi akan mendorong terbukanya peluang menggarap pasar ekspor dengan lebih baik.

Ditambahkan, di tengah pandemi, pertumbuhan industri pengolahan nonmigas masih mampu tumbuh 3.67 persen yoy. Tahun ini, triwulan kedua juga terus mengalami kenaikan, yang mencapai 4.33 persen.

“Furniture mampu menyumbang 1.32 persen terhadap PDB nasional. Kinerja ekspor furnitur 32 persen naik dari semula tahun 2020 hanya 1,9 miliar dolar Amerika, maka tahun 2021 lalu mampu tumbuh menjadi 2,5 miliar,” terang Reni sembari menyebut Amerika Serikat masih menjadi pasar utama disusul Jepang, Belanda, Belgia dan Jerman. (*)