Gunungkidul Potensial Jadi Basis Industri Batik Nasional

Gunungkidul Potensial Jadi Basis Industri Batik Nasional

KORANBERNAS.ID, GUNUNGKIDUL -- Kabupaten Gunungkidul sebagai basis produksi batik di DIY dinilai belum maksimal. Melalui pembinaan yang tepat, kabupaten tersebut dinilai potensial bahkan dipastikan bisa menjadi basis industri batik nasional.

Apalagi batik sudah diakui dunia dan memperoleh pengakuan United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO). Batik saat ini ditetapkan sebagai warisan budaya dunia tak berbenda (intangible cultural heritage) dari Indonesia.

“Kita bisa mencontoh event tahunan Jember Fashion Carnaval yang menjelma sebagai event dunia. Gunungkidul pun bisa melahirkan pameran atau karnaval serupa, fokus bidang batik. Cara ini dapat mempercepat pemasaran dari UKM batik agar naik level menjadi industri,” papar Martanti Soenar Dewi, Calon Wakil Bupati Gunungkidul yang diusung Partai NasDem, Jumat (2/10/2020).

Menurut Martanti, dengan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) yang dikenal ulet dan kreatif, Gunungkidul dapat berkembang menjadi Industri Batik Nasional. Syaratnya ada gebrakan yang mengundang daya tarik masyarakat luas. Dia pun ingin menggagas event atau pameran batik berskala nasional.

 

Martanti menyadari strategi pemasaran melalui event nasional butuh dukungan dari pemerintah kabupaten. Dia akan mengusulkan ke Cabup Immawan Wahyudi yang berpengalaman sebagai Wakil Bupati agar membentuk badan khusus.

Nantinya badan khusus atau satuan kerja itu fokus membangun industri Batik di Gunungkidul. “Satuan kerja gabungan ini dari berbagai organisasi perangkat daerah (OPD), seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas UMKM dan Koperasi dan Dinas Kebudayaan,” paparnya.

Cawabup yang diusung bersama Cabup Immawan Wahyudi itu menambahkan, saat ini keberadaan para perajin batik di Gunungkidul kesulitan bergerak. Terlebih pada masa pandemi, produktivitas dan omzetnya menurun.

Menurutnya, dengan adanya event nasional berbagai kesulitan para perajin akan terbantu. Mereka pun akan terpacu meningkatkan daya saingnya.

“Melahirkan sebuah event, tentu butuh persiapan. Nah, kita akan bekali para UKM dengan pelatihan. Kita undang desainer ternama untuk membantu meningkatkan daya saing dan produktivitas. Saya optimistis ini akan berhasil,” tegas Martanti, satu-satunya kontestan perempuan Pilkada Gunungkidul.

Martanti berjanji akan menjadikan event batik (pameran atau karnaval) sebagai kalender tahunan berskala nasional. Agenda ini akan menjadi motor penggerak ekonomi kreatif, karena menyatukan berbagai komponen seperti sektor pariwisata, bisnis transportasi, kuliner dan perhotelan. “Yakinlah, usaha ini akan memajukan Gunungkidul,” kata dia. (*)