KRL Yogyakarta-Solo Uji Coba November 2020
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Kereta Rel Listrik (KRL) Prambanan Eksres yang melayani rute Kutoarjo, Yogyakarta, Solo dijadwalkan mulai uji coba November 2020. Operasional KRL tersebut sepenuhnya ditangani anak perusahaan PT Kereta Api Indonesia (Persero) yaitu PT Kereta Commuter Indonesia (KAI Commuter).
“KAI Commuter menerima penugasan untuk mengoperasikan kereta api lokal di Daerah Operasi (Daop) 6 Yogyakarta dan Daop 1 Jakarta,” ungkap Wiwik Widayanti, Direktur Utama KAI Commuter, pada pertemuan dengan media di Bilik Resto, Jumat (2/10/2020).
Selama ini KAI Commuter mengelola layanan KRL Commuter Line di Jabodetabek. Sebelum pandemi Covid-19 perusahaan ini melayani hingga 1 juta pelanggan per hari.
“Kami siap menerima penugasan dari KAI. Selama masa awal pengelolaan kereta lokal oleh KAI Commuter, petugas di stasiun maupun di dalam kereta senantiasa melakukan sosialisasi tata tertib serta aturan yang berlaku,” jelasnya.
Aturan ini antara lain barang bawaan yang diperbolehkan dimensi ukuran 100 cm x 40 cm x 30 cm, serta tidak diperkenankan makan dan minum di dalam kereta. Berbagai protokol kesehatan yaitu wajib menggunakan masker, mencuci tangan sebelum dan sesudah naik kereta, serta menjaga jarak juga selalu diingatkan kepada pengguna.
Pada tahap awal, pelanggan KA Lokal akan dilayani oleh petugas yang lebih lengkap dengan kehadiran petugas pengawalan kereta (Walka) dan Passenger Service.
Walka bertugas menjaga ketertiban dan keamanan di dalam kereta selama perjalanan. Sedangkan passenger service akan memberi layanan informasi dan kebutuhan-kebutuhan lainnya dari pelanggan.
Penugasan KA Lokal kepada KAI Commuter ini selanjutnya juga akan membuat KAI dapat lebih fokus pada pelayanan di KA Jarak Jauh serta bisnis Angkutan Barang dan Non Angkutan di wilayah tersebut.
“Kami mengharapkan KAI Commuter mampu menerapkan standar layanan yang tinggi sebagaimana selama ini sudah berhasil diterapkan pada layanan KRL Commuterline,” ungkap Didiek Hartantyo, Direktur Utama KAI.
Didiek menjelaskan, standar layanan dari KAI Commuter terbukti dapat meningkatkan jumlah pelanggan dari waktu ke waktu, serta indeks kepuasan pelanggan yang trennya semakin membaik.
“Pada masa pandemi ini, KAI Commuter juga masih melayani ratusan ribu pengguna per hari namun dengan tetap mengutamakan protokol kesehatan,” kata dia.
Pengelolaan KA Lokal Oleh KAI Commuter ini juga bentuk dorongan KAI kepada KCI untuk melakukan ekspansi ke luar wilayah Jabodetabek sesuai dengan perubahan nama menjadi Kereta Commuter Indonesia pada 2017 dari sebelumnya KAI Commuter Jabodetabek.
Pada masa normal pelanggan kereta KA Prambanan Ekspres mencapai 10 ribu pelanggan per hari dan KA Lokal Merak Jaya mencapai 7 ribu pelanggan per hari. Pada masa pandemi rata-rata 3 ribu pelanggan per hari.
“Semoga dengan adanya pengelolaan KA lokal Prambanan Ekspres dan KA Lokal Merak Jaya oleh KCI, pelayanan kepada pelanggan semakin meningkat, memberikan kontribusi yang positif bagi mobilisasi masyarakat dan menunjang peningkatan ekonomi di wilayah tersebut. Kami berkomitmen untuk tetap konsisten mengoperasikan kereta api dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat,” kata Didiek.
Pengembangan Stasiun
Didiek menambahkan, saat ini pihaknya juga melakukan pengembangan Kawasan Stasiun Yogyakarta dimulai dengan pembangunan Slasar Malioboro. Tujuannya untuk meningkatkan pelayanan dan kenyamanan masyarakat khususnya pelanggan KA yang akan berwisata ke Kawasan Malioboro.
Pencanangan yang dilakukan Kamis (1/10/2020) di Hall Stasiun Yogyakarta sekaligus memperingati HUT ke-75 KA yang jatuh pada tanggal 28 September.
“Slasar Malioboro diharapkan menjadi salah satu ikon kota Yogya dan menjadi kawasan destinasi wisata baru serta menjadi representasi welcome greetings dari Yogyakarta bagi pelanggan Stasiun Yogyakarta atau yang sering disebut masyarakat dengan sebutan Stasiun Tugu,” kata dia.
Dia berharap Slasar Malioboro dapat meningkatkan kualitas perekonomian masyarakat Yogyakarta, jumlah wisatawan serta pelanggan menjadi lebih nyaman saat berada di kawasan stasiun tersebut.
Slasar Malioboro merupakan area seluas 1.700m2 yang nantinya dibangun 18 unit retail komersial, 30 unit UMKM, jalur pedestrian, serta area pertunjukkan seni dan budaya lokal.
Lahan yang memanjang tersebut akan menjadi penghubung langsung antara stasiun dengan kawasan Malioboro. Pekerjaan ini ditargetkan selesai Desember 2020.
Mengingat DIY merupakan salah satu daerah destinasi wisata yang sering dikunjungi wisatawan domestik maupun mancanegara, KAI terus berkomitmen memberikan pelayanan terbaik untuk meningkatkan jumlah pengunjung yang berwisata ke kota Yogyakarta khususnya ke kawasan Malioboro.
Pengembangan kawasan Stasiun Yogyakarta ini juga merupakan salah satu langkah KAI dalam mewujudkan visi perusahaan yaitu menjadi solusi ekosistem transportasi terbaik untuk Indonesia melalui integrasi Stasiun Yogyakarta dengan kawasan Malioboro.
“Ke depan, stasiun-stasiun lainnya juga akan dikembangkan dengan konsep serupa agar minat masyarakat menggunakan transportasi umum kereta api dapat lebih meningkat karena kemudahan akses menuju destinasi wisata,” kata Didiek.
KAI juga berkomitmen memajukan dan memodernisasi perkeretaapian Indonesia melalui pengembangan Kawasan Stasiun Yogyakarta. Dengan semakin tingginya mobilitas masyarakat nantinya, maka diharapkan dapat mendukung pemulihan ekonomi nasional.
“Melalui pembangunan Slasar Malioboro ini diharapkan dapat menjadi nilai tambah bagi KAI dan masyarakat Yogyakarta, serta akan berkontribusi terhadap meningkatnya kualitas perekonomian masyarakat Yogyakarta,” kata Didiek. (*)