Stipram Tuan Rumah Delegasi Internasional Program New Colombo Plan
Mereka mempelajari tiga elemen budaya di DIY antara lain keraton, Candi Prambanan dan batik.
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo (STIPRAM) Yogyakarta menjadi tuan rumah bagi sekelompok mahasiswa Australia peserta program beasiswa bergengsi New Colombo Plan, Minggu (1/9/2024). Kedatangan delegasi internasional ini menandai langkah strategis Stipram memperkuat jaringan kerjasama global di bidang pendidikan pariwisata.
Program New Colombo Plan yang diinisiasi oleh Pemerintah Australia bertujuan memberikan pengalaman komprehensif tentang kehidupan dan pendidikan di Indonesia khususnya Yogyakarta.
Selama sepekan ke depan, mahasiswa dari James Cook University mengunjungi berbagai obyek wisata ternama di Yogyakarta serta mempelajari tiga elemen budaya di DIY antara lain keraton, Candi Prambanan dan batik.
Ketua STIPRAM, Suhendroyono, menyambut antusias kedatangan delegasi Australia. "Program ini sangat penting untuk memberikan gambaran utuh tentang kebudayaan dan pariwisata Yogyakarta bagi mahasiswa asing. Kami harap mereka dapat menikmati pengalaman berharga ini," ujar Suhendroyono.
Membangun jejaring
Kunjungan tak hanya melibatkan mahasiswa Australia, namun juga perwakilan dari Universitas Trisakti dan salah satu hotel di Malaysia. Berbagai pihak itu datang untuk membangun jejaring kerja sama industri maupun keilmuan.
Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah V, Prof Setyabudi Indartono, menegaskan pentingnya perguruan tinggi mempersiapkan mahasiswa untuk bersaing di era global.
Menurutnya, STIPRAM telah memberikan best practice yang dapat ditiru oleh kampus-kampus lain, baik di Indonesia maupun mancanegara.
"Jogja sebagai Kota Pariwisata memiliki potensi luar biasa. Kolaborasi antara pariwisata, budaya dan pendidikan harus terus diperkuat. STIPRAM telah berhasil mengintegrasikan ketiga aspek ini dengan baik," tegasnya.
Mendorong riset
Prof Setyabudi menekankan peran penting perguruan tinggi mendorong riset dan pengembangan proyek-proyek wisata berbasis data dan informasi. Menurutnya, penelitian berkelanjutan sangat diperlukan untuk mendukung pengembangan pariwisata yang berkelanjutan pula.
"Wisata kita harus berkelanjutan, dan ini perlu ada riset yang melibatkan berbagai program studi, tidak hanya pariwisata tapi juga ekonomi, engineering dan lainnya," kata Prof Setyabudi.
Kesuksesan STIPRAM menjadi tuan rumah kunjungan mahasiswa Australia akan memperkuat reputasi dan jaringan kerja sama internasional perguruan tinggi tersebut. Diharapkan kolaborasi ini dapat memberikan dampak positif bagi pengembangan sektor pariwisata di Yogyakarta dan Indonesia secara umum. (*)