Stipram Gelar Seminar Internasional, Pariwisata Dunia Menjadi Pembahasan

Stipram Gelar Seminar Internasional, Pariwisata Dunia Menjadi Pembahasan
Stipram International Tourism Seminar (SITS) yang diselengarakan Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta (Stipram). (muhammad zukhronnee ms/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, BANTUL--Pariwisata baru saja bangkit dari hantaman badai pandemi Covid-19 selama hampir 3 tahun. Namun tahun politik pada 2024 mendatang dikhawatirkan membawa dampak pada pariwisata Indonesia dan DIY. Bagi pelaku wisata, baik praktisi ataupun akademisi kekhawatiran ini sepatutnya disikapi dengan positif sehingga daapat menggerakkan sektor lain pariwisata.

“Setelah landai dan endemi, semua bangkit. Tahun 2024 tahun politik, kami berharap tak mengganggu perkembangan pariwisata justru menjadi alternatif pariwisata. Politik jalan, sektor pariwisata bisa tetap berjalan. Misalnya hotel digunakan untuk kegiatan partai, ini tentu juga menarik. Apalagi DIY menjadi daerah yang dituju ya oleh insan politik,” papar Dr Damiarsih, Wakil Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta (Stipram) di sela Stipram International Tourism Seminar (SITS) Sabtu (27/5/2023).

“Era digital sudah luar biasa, jadi jangan sampai ada hal tidak baik yang kemudian berdampak pada pariwisata. Karena akan sangat cepat tersebar viral. Kerjasama lintas sektor harus dilakukan, untuk menjaga pariwisata eksis,” tandas Damiarsih yang juga merupakan Chairman Stipram International Tourism Seminar (SITS) 2023.

Stipram International Tourism Seminar (SITS) dengan tema Tourism Trends 2023-2024 merupakan salah satu program doktoral Stipram. Beberapa pembicara asing dihadirkan secara daring untuk memberikan gambaran pariwisata di Indonesia dan dunia satu tahun ke depan.

Beberapa pembicara hadir seperti Prof Sugiarto dari Stipram, Dr Felina Co Young dari Phillipine Woman University, Andre Lim dari Hotel School The Hague Netherlands, Oratai Krutwaysha dari Rajamangala University of Technology Lanna Chiang Mai Thailand dan I Putu Astawa dari Politeknik Negeri Bali. Mereka berbagi hal-hal menarik tentang pariwisata secara luas.

Oratai Krutwaysha dari Rajamangala University of Technology Lanna Chiang Mai Thailand mengungkap karakter bangsanya yang menjadi daya tarik wisata dan digemari masyarakat internasional. Hal tersebut menjadi kekuatan Thailand yang mampu mendatangkan jutaan wisatawan setiap tahunnya ke Negeri Gajah Putih.

Sementara, Andre Lim dari Hotel School The Hague Netherlands misalnya, menyoroti situasi internasional masih fluktuatif karena perang di Eropa, lalu bergeser pada kondisi Amerika.

“Tentu masih akan berpengaruh pada masyarakat internasional yang hendak berwisata. Namun tetap ada optimisme pariwisata dunia tetap akan tumbuh dan berkembang,” tandasnya. (*)