Sopir Truk Proyek Jalan Tol Jogja-Solo Diminta Hormati Pengguna Jalan Lain

Sopir Truk Proyek Jalan Tol Jogja-Solo Diminta Hormati Pengguna Jalan Lain
Jalan di Desa Manjungan Kecamatan Ngawen Kabupaten Klaten yang rusak parah akibat mobilitas truk pengangkut material proyek jalan tol Jogja-Solo. Mobil jenis sedan tidak bisa lewat jalan ini. (masal gurusinga/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, KLATEN--Mobilitas truk pengangkut material proyek jalan tol Jogja-Solo di wilayah Kecamatan Ngawen Kabupaten Klaten, hingga saat ini masih tinggi. Truk dengan penuh muatan, khususnya tanah urug, melintas beriringan melewati jalan kabupaten dan jalan provinsi. Akibat tidak sesuainya kapasitas muatan dengan kelas jalan maka tidak sedikit jalan yang rusak.

Tingginya mobilitas truk dan dampak kerusakan yang ditimbulkan tentu dikeluhkan banyak pihak. Tidak hanya dari pemerintah desa selaku pemangku wilayah dan warga sekitar, tapi juga oleh pengguna jalan lain yang rutin melewati jalan tersebut.

Ruas jalan yang kerusakannya sangat parah akibat dilalui truk pengangkut tanah urug proyek jalan tol yakni jalan kabupaten di Desa Manjungan dan jalan Senden-Sekarsuli di Desa Senden.

Di Desa Manjungan, jalan yang rusak berat yakni jalan dari arah pertigaan Jalan Klaten-Jatinom-Boyolali, tepatnya sebelah timur Umbul Susuhan menuju Kantor Desa Manjungan.

Iring-iringan truk penuh muatan tanah urug melintas dalam hitungan menit. Kondisi jalan yang rusak berat ditambah banyaknya truk yang lewat mengganggu kelancaran lalu lintas di kawasan itu.

Tidak sedikit pengguna jalan yang harus mengalah saat truk melintas seenaknya. Dan yang sering membuat jengkel ketika sopir truk menghentikan armadanya di jalan sambil ngobrol dengan sopir lain dari arah berlawanan. 

“Sering sekali seperti itu (menghentikan truk di jalan sambil ngobrol dengan sopir lain dari arah berlawanan-red). Tentu saja pengguna jalan yang lain tidak bisa lewat,” kata warga Manjungan.

Melihat hal seperti itu, warga dan pengguna jalan lainnya meminta para sopir truk untuk menghormati dan menghargai orang lain. “Jangan karena merasa ikut mengerjakan proyek strategis asional (PSN) jadi seenaknya berbuat apa,” pinta warga.

Senada diungkapkan Kepala Desa Manjungan, Dunung Nugraha. Merasa prihatin terhadap kondisi infrastruktur di wilayahnya yang rusak dan sikap sopir truk yang beroperasi, dirinya meminta kepada sopir truk untuk memperhatikan pengguna jalan lain.

Disebutkan, jalan di depan Kantor Desa Manjungan merupakan satu-satunya jalan dari arah Jatinom menuju Desa Candirejo dan RS Islam Klaten maupun sebaliknya. Karenanya, banyak yang lewat jalan itu untuk sekolah, bekerja maupun ke sawah.

Sekarang, kondisi jalan rusak berat dan truk yang lewat juga masih banyak. Kondisi ini tentu mengganggu pengguna jalan yang lain. Selaku pemangku wilayah kata dia, posisinya menjadi dilematis. Di satu sisi menjadi tumpuan warga atas permasalahan yang terjadi, tapi di sisi lain kalau membela warga bisa dinilai menghalangi PSN.

Dunung menambahkan, tidak hanya jalan yang rusak akibat mobilitas truk pengangkut material proyek jalan tol di desanya. Infrastruktur lain seperti talud dan saluran irigasi yang sejak dulu menjadi tumpuan petani juga hancur dan hingga sekarang belum diperbaiki. (*)