Sleman Gumyak Lebih Meriah di Wisdom Park UGM
KORANBERNAS.ID, SLEMAN--Event Jogja Heboh 2020 bakal dimeriahkan dengan gelaran Sleman Gumyak mulai Jumat (6/3/2020) hingga Minggu (8/3/2020) di Wisdom Park UGM. Berbeda dengan tahun sebelumnya yang hanya diisi pameran, event tahun ini diramaikan berbagai agenda seperti festival kuliner, bazaar, pentas seni, peragaan busana, kompetisi dan demo memasak, ngopi interaktif, serta business matching.
Ketua Kadin Sleman selaku Sekretaris Jogja Heboh, Wawan Harmawan mengatakan, event tahunan kali ini dilaksanakan selama dua bulan, mulai 2 Februari sampai dengan 29 Maret. Acara ini merupakan hasil kerjasama antara Kadin, PHRI dan Asita.
Menurut Wawan, penyelenggaraan Jogja Heboh bertujuan untuk meningkatkan hunian pariwisata dan transaksi saat low season yang biasanya berlangsung di Februari dan Maret.
“Kepada para pelaku UMKM yang berpartisipasi dalam event Sleman Gumyak, saya minta dapat memberikan diskon khusus. Hal ini mengingat Jogja Heboh identik dengan promo great sale,” kata Wawan kepada wartawan di Sleman, Selasa (3/3/2020).
Di gelaran ini lanjut Wawan, kalangan milenial bisa mempresentasikan karya mereka. Lokasinya juga unik, di Wisdom Park.
Sesuai dengan sasaran pasarnya yakni milenial usia 15-30 tahun, konsep yang disiapkan oleh panitia juga menyesuaikan. Semisal, disediakan zona kuliner kekinian dan business matching, yang mengangkat tema tentang start up atau bisnis rintisan.
Kepala Dinas Pariwisata Sleman, Sudarningsih menjelaskan gumyak artinya ramai, meriah, ceria.
“Kami ingin acara ini nantinya ramai dan meriah,” kata Sudarningsih.
Dalam gelaran Sleman Gumyak ini, pihaknya menargetkan sekitar 100.000 pengunjung. Di tengah terpaan isu wabah virus corona, dia optimis target itu bisa terealisasi.
Sasarannya terutama adalah masyarakat lokal, lebih spesifik dari kalangan generasi muda.
“Harapan kami, Sleman Gumyak bisa menyumbang andil cukup signifikan terhadap angka kunjungan di Sleman sepanjang tahun 2020 yang keseluruhan ditarget 11 juta wisatawan,” tutur Sudarningsih.
Dari total target itu, sampai dengan akhir Februari telah tercapai 1,1 juta. Jumlah itu turun 9,24 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang angkanya mencapai 1,21 juta wisatawan. Penurunan tersebut, menurut Sudarningsih, dikarenakan saat ini sedang low season.
Di samping itu juga karena pengaruh aktivitas Gunung Merapi yang masih fluktuatif.
“Atraksi jip wisata relatif stabil. Tapi pengaruhnya ada pada wisatawan yang menginap. Tapi tetap kami upayakan mencapai target,” tandasnya. (SM)