Siswi SMK Diduga Bunuh Diri, Muncul Kabar Adanya Perundungan  

Siswi SMK Diduga Bunuh Diri, Muncul Kabar Adanya Perundungan   
Korban dimakamkan berdekatan dengan kedua orangtuanya. (wahyu w asmani/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, PURWOREJO--Jagad maya digegerkan dengan meninggalnya seorang siswi sebuah SMK Negeri di Wilayah Kabupaten Purworejo Jawa Tengah. Diduga siswi ini meninggal dunia dengan cara bunuh diri. Viral di media sosial (medsos) disebutkan korban anak yatim piatu merupakan korban bullying.

Korban merupakan warga Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo. Siswi ini tercatat masih kelas III SMK dan sedang dalam masa PKL (praktek kerja lapangan) di wilayah Kecamatan Bayan Kabupaten Purworejo.

Saat Koran Bernas berkunjung ke rumah korban dan ditemui keluarga yang bertempat tinggal di Jakarta.

Menurut informasi, korban hidup berdua dengan neneknya yang berumur 78 tahun. Ayah korban sudah meninggal beberapa tahun yang lalu, sedangkan ibunya meninggal baru 4 (empat) bulan yang lalu. Korban merupakan anak tunggal.

“Pada Jumat siang (22/9/2023) ponakan saya mengirim pesan melalui WhatsApp. Dia bilang sudah gak kuat dan mau keluar dari sekolah. Membaca pesan dia, saya langsung menelepon ponakan saya dan menasehati kalau ada masalah yang sabar dan bertahan tetap sekolah. Karena sebentar lagi mau lulus,” ujarnya di rumah korban, Senin (25/9/2023).

Pakde korban mengatakan saat dinasehati korban juga mengiyakan. Namun ternyata, keponakannya dikabarkan meninggal.

“Kami merasa kehilangan sosok keponakan yang pintar, rajin dan cekatan, serta pendiam. Meskipun korban tidak mempunya orang tua, tetapi saya dan istri berusaha memberikan perhatian sebagai pengganti orang tuanya,” tutur Pakde korban.

Ia menuturkan, korban pada Sabtu (24/9/2023) pergi tanpa pamit dan tidak pulang. Keluarga pun berusaha mencari namun tidak ketemu.

“Memang anak itu biasa ke kebun membantu nenek cari kayu bakar. Hari Sabtu pekan lalu, dia pergi sekitar jam 9 pagi. Tapi sampai sore tidak pulang sehingga nenek bertanya-tanya. Akhirnya keluarga dibantu tetangga melakukan pencarian,” sebutnya.

Hingga Sabtu malam upaya pencarian yang dilakukan warga tidak menuai hasil. Korban baru ditemukan pada Minggu (24/9/2023) sekitar pukul 14:30 WIB oleh keluarganya. Saat ditemukan, korban bersender di tanah yang miring. Setelah ditemukan, jenazah korban langsung dibawa ke RS Tjitrowardoyo Purworejo, dan langsung dimakamkan, Minggu (24/9/2023) pukul 21.00 Wib bersebelahan dengan makam kedua orang tuanya.

“Saat itu tidak pamitan. Biasanya kalau mau pergi pasti pamit sama nenek. Sempat pulang membawa singkong dan dia pergi lagi tanpa pamit,” imbuhnya.

Pihak keluarga tidak tahu pasti terkait dugaan perundungan yang dialami. Keluarga pun ikhlas atas peristiwa yang menimpa keluarganya tersebut.

Kepala sekolah tempat korban menimba ilmu, menyatakan bahwa pihaknya sangat terkejut atas peristiwa yang menimpa siswinya. Dia juga kaget adanya isu bullying yang dialami pelajar itu.

“Kami cukup terkejut. Soal bullying selama ini tak ada laporan dari anak-anak maupun guru pembimbing. Selama ini anaknya baik, aktif dan sering konsultasi dengan guru soal mata pelajaran. Di sekolah dia juga termasuk anak rajin,” ungkap kepala sekolah.

Menindaklanjuti isu perundungan yang dialami korban di sekolah pihak sekolah telah membentuk tim untuk melakukan penelusuran.

“Teman-temanya pasti shock mendengar kabar itu, termasuk keluarga besar sekolah. Kami akan menelusuri. Info dari teman-temannya, korban baik-baik saja. Tapi karena ada isu seperti itu maka kami harus telusuri,” paparnya, Senin (25/9/2023) di ruang kerjanya.

Terkait pembiayaan di sekolah, ia mengungkapkan bahwa korban merupakan salah satu siswa penerima program PIP. Dari sisi pembayaran siswi itu tidak memiliki persoalan di sekolah.

Sampai berita ini diturunkan, Kasat Reskrim Polres Purworejo AKP Andre Birawa belum merespon pesan singkat dari koranbernas.id yang menanyakan kasus ini. (*)