Sepuluh Hari Baru Selesai, Rakerwil PKS DIY Terlama
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Rapat kerja partai politik biasanya satu dua hari rampung. Karena pandemi, Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) DPW Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DIY memakan waktu cukup lama, sepuluh baru selesai.
Rakerwil yang berlangsung di Hotel Grand Inna Maliboro itu dimulai 19 Maret silam. Puncaknya, Minggu (28/3/2021), dihadiri pengurus DPP PKS serta Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X. Jumlah peserta pun dibatasi.
“Ini rakerwil terlama. Dua hari ini 27-28 Maret 2021 merupakan agenda puncak rakerwil,” ungkap Agus Masy'udi, Ketua DPW PKS DIY kepada wartawan. Dia didampingi humas Muhammad Syafi'i, Ketua MPW PKS DIY Dwi Budi Utomo serta Ketua DSW PKS DIY Ahmad Khudori.
Menurut Agus, rakerwil merupakan forum untuk membahas dan menetapkan program kerja selama lima tahun kepengurusan hingga 2025. 14 bidang secara marton melakukan pembahasan secara luring maupun daring.
Agus menyampaikan, ada empat sikap yang dihasilkan dari rakerwil kali ini. Pertama, PKS DIY berupaya mewujudkan visi PKS sebagai partai Islam rahmatan lil alamin yang kokoh dan terdepan melayani rakyat dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. PKS mengembangkan silaturahmi dan kerja sama dengan berbagai komponen di DIY untuk menghadirkan keharmonisan dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
“Masyarakat DIY memiliki nilai budaya dan semangat gotong royong yang kuat dengan kebulatan tekat dan hati mulia diwujudkan dalam jargon saiyeg saeka praya, saiyeg saeka prapti, holopis kuntul baris. Ini adalah modal kuat bagi masyarakat DIY untuk bangkit dari keterpurukan akibat pandemi,” kata Agus.
Kedua, beberapa program yang ditetapkan di dalam rakerwil fokus pada upaya peningkatan ketahanan ekonomi keluarga. Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) dengan membandigkan data Maret 2020 dan September 2020, pandemi mengakibatkan peningkatan kemiskinan di DIY sebesar 27.400 orang.
“Program peningkatan ketahanan ekonomi keluarga ini secara internal akan diarahkan kepada pengurus dan anggota partai. Secara lebih luas Fraksi PKS DIY akan berjuang mendorong kebijakan dan anggaran daerah difokuskan untuk pemulihan ekonomi seluruh warga DIY terutama usaha mikro dan kecil,” tambahnya.
Ketiga, PKS DIY meminta pemerintah daerah menyiapkan pembukaan kembali pendidikan secara tatap muka, terutama perguruan tinggi, SMA/SMK. Dari hasil evaluasi, pembelajaran jarak jauh yang berlangsung hampir satu tahun ini banyak kekurangannya jika dibandingkan tatap muka.
“Dengan memperhatikan tingkat kepatuhan masyarakat DIY menjalankan protokol kesehatan termasuk tertinggi di Indonesia, opsi untuk membuka kembali pendidikan perlu dilakukan,” kata Agus.
Pembukaan kembali lembaga pendidikan tidak hanya penting untuk menjaga kualitas pembelajaran tetapi juga punya dampak ekonomi yang luas menggerakkan usaha-usaha kecil masyarakat.
Keempat, PKS DIY mengajak seluruh warga DIY bergabung bersama membangun dan memajukan Yogyakarta. Ada beragam program PKS DIY yang dihasilkan dari rakerwil kali ini.
Program-program itu terbuka bagi anak-anak muda berkolaborasi dengan program Wujudkan Ide Bersama PKS Muda, Content Creator Academy dan Young Creative Center.
Tak lupa, PKS DIY juga mengajak semua pihak bekerja sama mengokohkan program Rumah Keluarga Indonesia (RKI), program Pusat Pelayanan Rakyat (PPR) maupun program pelayanan, pemberdayaan dan pembelaan masyarakat.
Dwi Budi Utomo menambahkan, rakerwil juga dimaksudkan sebagai konsolidasi dan penguatan struktur semua elemen. Harapannya pada Pemilu 2024 tercapai target 15 persen atau sepuluh kursi DPRD DIY. (*)