Sekitar 300 Pedagang Pasar Wonokriyo Gombong Terdampak Kebakaran, Bagaimana Nasibnya?
Pjs Bupati Kebumen Boedyo Dharmawan langsung memberikan arahan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kebumen Wahyudi Haryono di lokasi kebakaran.
KORANBERNAS.ID, KEBUMEN – Pasar Wonokriyo Gombong Kabupaten Kebumen yang terbakar, Kamis (17/10/2024) sore, menyisakan duka bagi para pedagang akibat kiosnya ludes dilalap si jago merah. Data sementara, terdapat sekitar 300 pedagang terdampak kebakaran.
Penjabat sementara (Pjs) Bupati Kebumen Boedyo Dharmawan langsung memberikan arahan kepada Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kebumen, Wahyudi Haryono, di lokasi kebakaran.
Boedyo menyatakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kebumen perlu secepatnya membangun tempat berdagang sementara untuk ratusan pedagang itu. “Perlu segera dibangun tempat penampungan sementara,” ujar Boedyo.
Dari hasil percakapan, kemungkinan besar lokasinya masih berada di komplek pasar terbesar di Gombong itu. “Paling tidak perlu waktu setahun untuk membangun kembali pasar yang terbakar,” ujar Boedyo.
Di dalam pasar
Sedangkan Wahyudi Haryono menyatakan siap menyediakan tempat penampungan sementara. Menurut dia, lokasi yang tersedia adalah halaman parkir dan tempat angkutan umum pedesaan di dalam pasar. “Diperkirakan cukup menampung ratusan pedagang yang terdampak kebakaran,” ungkapnya.
Seperti diberitakan, Pasar Wonokriyo Gombong Kabupaten Kebumen terbakar, Kamis (17/10/2024) sore. Api sulit dipadamkan. Pemadaman dan pendinginan hingga Kamis malam masih berlangsung.
Hydrant yang diharapkan menjadi sumber air untuk pemadaman kebakaran tidak berfungsi optimal. Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kebumen maupun Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Kebumen sibuk mencari sumber air, beberapa kilometer dari lokasi kebakaran.
Terlihat satu truk tangki dengan banner paslon Lilis Nuryani dan Zaeni Miftah membawa air untuk mobil pemadam kebakaran yang kehabisan air.
Seandainya air Waduk Sempor sudah dialirkan untuk pertanian, petugas tidak kesulitan memenuhi kebutuhan air untuk pemadaman. Persoalannya adalah saat musim kemarau seperti sekarang debit air waduk itu terbatas sehingga diprioritaskan untuk pertanian. (*)