SBM Project Rilis Single Perdana Bergenre Citypop

SBM Project Rilis Single Perdana Bergenre Citypop
SBM Project, Candra Adinugroho, Danang Marto Paidi, dan Wijil Rachmadhani. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA--Grup musik SBM Project merilis single perdana mereka yang berjudul “Jogja – Tokyo” pada Rabu (20/12/2023). Lagu ini mengusung genre musik citypop yang sedang populer di kalangan pecinta musik Indonesia.

Citypop adalah genre musik yang lahir dan berkembang di Jepang pada era 1970-an hingga 1980-an. Genre musik ini pertama kali diperkenalkan oleh dua sosok musisi ternama asal Negeri Sakura, yaitu Tatsuro Yamashita dan Haruomi Hosono.

Citypop memiliki ciri khas musik yang ceria, melodis, dan berirama funk, soul, dan disco. Citypop juga menggambarkan gaya hidup perkotaan yang modern dan glamor.

Di Indonesia, citypop pernah diadaptasi oleh beberapa musisi legendaris seperti Fariz RM, Candra Darusman, Chrisye, dan Mus Mujiono. Karya-karya mereka telah berhasil menemani kisah hidup banyak orang, dan juga menginspirasi banyak musisi untuk membuat karya sehebat mereka.

Walau sempat meredup akibat perubahan tren musik yang terjadi di Indonesia, citypop selalu memiliki ruang di hati pendengar musik di Indonesia. Genre musik ini pun kembali dinikmati oleh banyak orang saat ini, bahkan menginspirasi musisi saat ini untuk kembali menggaungkan musik tersebut dengan membuat karya citypop.

Salah satu grup musik yang kembali membawakan genre musik citypop adalah Diskoria, grup musik asal Jakarta yang telah menelurkan banyak karya kepada pendengar musik di Indonesia. Nuansa musik citypop yang pernah tenar di era 80-an kembali mereka bawakan saat ini.

Melihat fenomena tersebut, sekumpulan komedian dan pembawa acara asal Yogyakarta lantas meresponnya dengan membuat sebuah grup yang mengusung genre musik citypop.

Mereka adalah SBM Project, singkatan dari Segerr Banget Musik Project. Grup musik ini beranggotakan tiga komedian dan pembawa acara asal Yogyakarta, yaitu Candra Adinugroho (vokal), Danang Marto Paidi (vokal), dan Wijil Rachmadhani (vokal).

Menurut Danang, SBM Project dibentuk atas dasar keinginan masing-masing personel yang ingin menyanyikan karya orisinal.

“Selain karena tanggapan para penonton yang sangat antusias ketika kami menyajikan sebuah pertunjukan, SBM Project ini dibentuk atas dasar keinginan masing-masing personel yang ingin menyanyikan karya orisinal. Ke depannya, kami telah merencanakan untuk merilis dan membawakan karya-karya orisinal yang kami buat sendiri,” tutur Danang dalam keterangan tertulisnya Senin (18/12/2023).

Candra, yang juga penulis lagu “Jogja – Tokyo”, menambahkan bahwa lagu ini mengisahkan tentang hubungan jarak jauh yang dijalani oleh sepasang kekasih. Hubungan mereka harus berjarak antara Yogyakarta dan Tokyo. Dalam setiap lirik yang ada dalam lagu ini, dikisahkan secara gamblang bagaimana perasaan masing-masing ketika menjalani hubungan tersebut.

“Karena lagu ini dibawakan oleh dua penyanyi, yaitu Danang dan Wijil, suara mereka mewakili sepasang kekasih yang menjalani hubungan tersebut. Bait pertama menceritakan kerinduan lelaki pada kekasihnya yang sedang menjalani studi di Tokyo. Bait kedua mewakili perasaan pasangannya yang rindu tapi berusaha menenangkan kekasihnya bahwa sebentar lagi masa studinya akan berakhir,” paparnya.

“Sepasang kekasih ini berusaha yakin bahwa kekuatan cinta mampu menyatukan jiwa meski terpisah raga. Harapannya lagu ini dapat menjadi soundtrack untuk pendengar yang punya pengalaman LDR (Long Distance Relationship),” ungkap Candra.

Lagu “Jogja – Tokyo” dapat dinikmati melalui berbagai digital streaming platform. SBM Project juga berencana untuk membuat video klip untuk lagu ini dalam waktu dekat.

Video klip tersebut akan menampilkan suasana kota Yogyakarta dan Tokyo, serta adegan-adegan romantis antara sepasang kekasih yang diperankan oleh aktor dan aktris ternama. (*)