Sanggar Daun Jawa Timur dan Komunitas Gores Warna Jogja Pameran Seni Rupa Bersama

Namun, bunga-bunga tersebut telah layu.

Sanggar Daun Jawa Timur dan Komunitas Gores Warna Jogja Pameran Seni Rupa Bersama
Azka Damara di antara lukisannya dalam pameran seni rupa di Galeri Kopi Macan Yogyakarta. (muhammad zukhronnee muslim/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Sanggar DAUN Jawa Timur dan Komunitas Gores Warna Jogja menggelar pameran seni rupa bertajuk Cozy - Art Collaboration & Vision Zinergy di Galeri Kopi Macan Yogyakarta. Pameran bersama ini berlangsung 7-22 Oktober 2023.

Ditampilkan total 30 karya lukis 14 seniman cilik dalam berbagai media di atas kanvas beragam ukuran, serta satu karya seni instalasi outdoor. Seniman yang terlibat dalam pameran ini berasal dari Sanggar DAUN dan Komunitas Gores Warna.

Mereka berasal dari berbagai kota antara lain Surabaya, Ariel Ramadhan (23), Azka Damara (11), Prisha Pamungkas (7), Raisha Riandra (11), Raiz Hakim (7) dan Shafi Rahman (15). Tak hanya dari Surabaya, Sidoarjo juga diwakili oleh Candice Jyotika Zue (5), Gresik dihadiri oleh Isabell Roses (12).

Dari Yogyakarta yang turut berpartisipasi dalam pameran ini adalah Aileen Nathania Pranatha (8), Kenzie Michaela Nugroho (11), dan Ricke Khrisna Wijaya (8).

"Pameran ini merupakan salah satu upaya untuk membangun relasi sosial, berkolaborasi dan bersinergi antarpelaku seni di Indonesia," kata Rizki Adi Nugroho, Pengelola Sanggar DAUN, Sabtu (7/10/2023).

ARTIKEL LAINNYA: Gagak Rimang, Lucky Draw di Kustomfest 2023 yang Lebih Nyaman dari Mobil Dealer

Selain itu, lanjut Rizki, pameran ini juga bertujuan memberikan ruang bagi anak-anak untuk mengembangkan soft skill intellectual humility atau kerendahan hati, berlatih membuka hati dan berusaha memahami bahwa masing-masing selalu punya ruang untuk kekurangan bahkan kesalahan.

Salah satu seniman yang terlibat dalam pameran ini adalah Azka Damara, seniman berusia 11 tahun dari Sanggar DAUN Jawa Timur. Azka menampilkan tiga lukisan. Dua di antaranya berjudul Lelayu Prof Timbul Raharjo. Lukisan ini menggambarkan bunga-bunga beraneka warna yang layu.

Arik S Wartono selaku kurator pameran mengatakan, karya-karya Azka menggambarkan kedukaan dunia seni atas meninggalnya Timbul Raharjo, seniman sekaligus Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta beberapa waktu lalu.

Azka yang memiliki kecerdasan spiritual di atas rata-rata, mampu menangkap kegundahan dan kesedihan yang dirasakan oleh banyak orang atas kepergian Timbul Raharjo.

Dalam dua lukisan berjudul Lelayu Prof Timbul Raharjo, Azka menggambarkan bunga-bunga beraneka warna yang layu. Bunga-bunga ini dapat diartikan sebagai simbol kehidupan, harapan dan keindahan.

ARTIKEL LAINNYA: Pariwisata Jadi Tumpuan, GKR Bendara Ingin Kampanye Pemilu 2024 di Yogyakarta Memikat Wisatawan

"Namun, bunga-bunga tersebut telah layu, yang berarti bahwa kehidupan, harapan, dan keindahan telah sirna," ujarnya.

Pot gerabah dan gapura candi yang digambarkan dalam lukisan ini juga memiliki makna simbolis. Pot gerabah dapat diartikan kampung Kasongan tempat tinggal mendiang Timbul Raharjo atau juga simbol kebudayaan serta tradisi.

"Gapura candi dapat diartikan sebagai simbol kejayaan dan keagungan juga merupakan simbol Candi Raharjo milik Timbul," lanjutnya.

Dengan demikian, lukisan-lukisan Azka Damara dapat diartikan sebagai ungkapan duka cita dan kesedihan atas meninggalnya Timbul Raharjo.

Lukisan-lukisan ini juga merupakan refleksi dari kegundahan dan keresahan yang mungkin tidak Azka sadari terhadap kondisi dunia seni yang tengah kehilangan sosok yang dihormati.

ARTIKEL LAINNYA: Pemilu Damai Tak Bisa Ditawar Lagi, Tiga Tokoh Peroleh Penghargaan dari LKNI-Pusat

Arik memperkuat interpretasi karya Azka Damara. Azka memang memiliki kecerdasan spiritual yang tinggi. Ia mampu menangkap dan mengekspresikan emosi dan perasaan orang lain melalui karya seninya.

Pameran seni rupa Cozy - Art Collaboration & Vision Zinergy dibuka secara resmi oleh Wibisono, seorang pengusaha dan kolektor seni. Pameran ini dapat dikunjungi oleh umum, gratis. (*)