Saatnya Memanjakan Lidah dengan Coklat dan Kentang

Saatnya Memanjakan Lidah dengan Coklat dan Kentang

KORANBERNAS.ID, BRUSSEL – Jika mendengar kata Brussels, rasanya cuma makanan yang ada dalam pikiran saya, terutama coklatnya. Selama ini, saya jarang sekali googling soal kuliner saat travelling.

Tapi untuk trip kali ini, saya berasa sampai nyaris ngences, pas baca blog dan artikel orang-orang yang membahas kuliner khas Belgia. Lagi-lagi soal coklat dan mau mencoba kopinya. Pas karena bertepatan dengan winter.

Saat tiba di Brussels, saya pun lebih fokus nyari cafe atau resto dibandingkan jalan-jalannya. Saya putuskan untuk makan dulu. Udah berapa hari keliling Eropa biasanya kami masak sendiri. Sekarang saatnya memanjakan lidah dengan yang enak nan lezat.

Apalagi kami ditemani Rendjani, seorang sahabat yang sudah belasan tahun tidak bertemu karena melanjutkan studi di negeri ini dan bekerja di sebuah media asing.

Akhirnya bisa juga menikmati makanan dan minuman di sebuah bar. Nah, sebagai catatan, hampir semua toilet di Eropa berbayar dan mahal. Namun jika kita makan atau minum di bar, disediakan toilet. Lumayan... Karena sekali bayar di toilet umum berkisar 1 Euro.

Oh ya, toilet gratis yang saya temukan juga hanya di kereta di Brussel. Di beberapa negara lainnya seperti Paris, Belanda, tidak ada. Kecuali bus antarnegara, menyediakan toilet gratis.

Selain mencoba kuliner di kota Mechelen, kami juga mencicipi kopi expreso dan es krim di sebuah gerai Haagenz-Dazs di Central Brussel. Meski winter dengan suhu sekitar 6 derajad, di dalam gerai tersebut hangat dan bisa menikmati es krim terkenal ini.

Yang menjadi keunikan dari gerai Haagenz-Dazs adalah kesamaan desain eksterior dan interior di seluruh negara dan telah berdiri di lebih dari 70 negara di dunia.

Setelah kuliner, kita bisa menikmati lokasi yang indah di Grand Place (Grote Markt) yang merupakan alun-alun kota Brussels. Bukan suatu kebetulan, beryukur sekali kami disuguhi musik jalanan yang alat musiknya cukup lengkap yang dimainkan anak-anak muda dengan alat musik antara lain, terompet, saxophone, dan alat musik lainnya.

Menarik perhatian karena jenis musik riang yang dimainkan, penonton bisa ikut berjoged dan memberikan tip ke mereka.

Setelah puas menikmati musik jalanan, kami jalan di antara bangunan-bangunan besar di sana. Banyak lorong atau gang yang isinya cafe dan resto semua. Saya pun random masuk dan mulai ngemil sana sini.

Coklat dan Kentang

Yang utama tentu saja coklat. Selama ini kalau dapat oleh-oleh dari Belgia, pasti coklat merek Leonidas atau Godiva. Saya pun penasaran apa memang cuma dua merek ini saja yang ada di Belgia ya?

Dari hasil googling, saya menemukan toko coklat pertama di Belgia yang bernama Neuhaus. Ternyata Neuhaus cukup terkenal di Eropa loh, namun untuk Asia kayaknya coklat Leonidas yang lebih familiar ya?

Ya ampun, itu rasa coklat enak banget dan khas. Saya belum pernah makan coklat yang rasanya pas banget di mulut.

Selama perjalanan, kerjaan saya ngunyah coklat mulu, saking enaknya. Biasanya coklat kan buat oleh-oleh tuh, kalau saya mah buat makan sendiri di jalan. Keburu meleleh kalo didiemin sepanjang jalan. Haha...

Kuliner terkenal lainnya yaitu waffle. Sepanjang jalan, bau wangi makanan enak ini. Di Belgia ada dua jenis waffle yaitu Brussels waffle dan Liege waffle.

Yang Brussels waffle berbentuk kotak dan rasanya renyah. Biasanya disajikan dengan topping whipped cream, coklat atau potongan buah. Sedangkan Liege waffle biasanya berbentuk bulat, terasa lebih manis dan tekturnya padat.

Hanya dengan satu Euro saja, saya bisa menikmati waffle yang enak dengan topping nuttela dan strawberry. Walau terkesan murah, tapi serius, ini enak banget. Waffle Belgia emang paling enak di dunia. Gak peduli mau beli di toko manapun.

Nah yang perlu dicoba lagi adalah kentang goreng. "Kentang goreng Belgia enak banget, renyah dan rasanya beda banget dengan kentang-kentang lainnya," kata Rendjani menyarankan.

Bisa nebak kenapa kentang goreng? Padahal bahasa Inggrisnya kentang goreng adalah french fries alias Perancis, kenapa bisa jadi Belgia ya?

Ternyata awal muasalnya french fries itu adalah dari Belgia loh. French fries mulai terkenal saat Perang Dunia I, dimana waktu itu tentara Belgia masih menggunakan bahasa Perancis dalam percakapan sehari-harinya.

Tentara Amerika akhirnya menyebut kentang goreng ini sebagai french fries. Sedangkan di Belgia sendiri, kentang goreng dikenal dengan sebutan frites (Bahasa Perancis). Kalau dingin-dingin begini, paling enak ngemil kentang goreng dengan cocolan mayonaise nih. Hmm, yummy!

Nah, ini ada minuman, bir. Tapi saya gak mencoba, hanya bisa menceritakan saja. Ha ha... saya gak bisa komentar banyak sih. Karena gak doyan dan gak paham juga soal karakter bir.

Yang jelas, bir adalah salah satu minuman yang highly recommended di Brussels. Buat yang doyan nge-bir, Brussels tempat yang cocok buat kalian coba, guys.

Bocah Pipis

Setelah perut kenyang dan mulut bahagia, saatnya muter-muter lagi nih. Kami pun bergerak menjauhi Grand Palace dan masuk ke lorong/gang untuk mencari Manneken Pis, sebuah patung bocah laki-laki yang sedang pipis di sudut jalan. Patung ini katanya dibuat pada tahun 1619. Untungnya, saya sudah antisipasi tidak ber-ekspektasi terlalu tinggi mengenai patung ini.

Benar saja. Pas lihat langsung, loh beneran cuma begini aja nih, kecil banget. Haduh, saya geleng-geleng kenapa patung ini bisa famous banget ya.

Bahkan kayaknya ini adalah spot foto wajib buat turis yang datang ke Brussels. Tapi hal itu tidak berlaku buat saya. Males ah berdesak-desakan cuma buat foto di situ. Ha ha ha...., tapi tetap saja didokumentasikan kalau saya sudah sampai tempat ini.

Saya penasaran banget kenapa patung perunggu yang tingginya hanya 60 cm ini kok bisa jadi ikon Belgia sih?

Ternyata beberapa versi berbeda yang menceritakan asal muasal patung ini. Yang paling unik sih, ada versi yang bilang anak ini sebagai pahlawan karena berhasil mematikan bom yang bisa menghancurkan seluruh kota dengan cara buang air kecil (pipis), tepat pada sumbu bom-nya.

Pas saya datang, patung ini dalam keadaan tidak berbusana. Tapi katanya jika ada event tertentu, patung ini akan diberi kostum sesuai dengan tema event-nya.

Sayang sore kemarin hujan sehingga saya tidak sempat mencari mural kartun Tintin. Padahal waktu kecil, saya suka banget sama Tintin. Tapi karena situasi hujan dan angin kencang, akhirnya saya memutuskan balik, karena esok hari akan balik ke Paris untuk kembali lagi ke negeri tercinta Indonesia.

Oh ya, ada tempat yang juga penting jika mau berjalan agak jauh sedikit, bergerak menuju Chatedral of St Michael & St Gudule. Ini adalah gereja katedral terpenting di Belgia. Di sinilah tempat berlangsungnya prosesi pernikahan atau penguburan untuk anggota keluarga kerajaan.

Sejarah gaya arsitektur gereja ini cukup unik, karena awalnya gereja ini dibangun dengan gaya Romanesque pada abad ke-11. Namun karena ada perluasaan bangunan gereja di tahun 1225, gereja ini dibangun dengan mengikuti gaya arsitektur yang sedang berkembang saat itu, yaitu Gothic. Proses pembangunannya sendiri memakan waktu hingga 300-an untuk menjadi bangunan gereja gothic seperti yang bisa dilihat sekarang ini.

Sebenarnya ada lagi tempat yang nge-hits di Brussels yaitu Atomium. Ini agak di luar kota sih lokasinya. Hmm, saya sendiri gak ke sini, karena hujan dan angin yang kencang. Saya lebih bahagia kalau stay di Brussels sambil ngemil coklat ini itu. Haha. Penasaran kayak apa wujudnya, di-googling aja ya...

Atomium dibangun tahun 1958 dan digunakan untuk pameran dulunya. Tingginya lebih dari 100 meter dan terdiri dari 9 bola raksasa (diamater 18 m) yang sebenarnya berfungsi sebagai museum dan galeri pameran.

Menghabiskan waktu satu hari penuh di Brussels, rasanya benar-benar produktif banget. Apalagi seharian ini mulut gak berhenti ngunyah terus. Benar-benar bikin bahagia. Kapan-kapan mampir ke Brussels lagi ah! (eru)