Ruko Penjual Beras di Godean Kebanjiran Karangan Bunga, Isi Pesannya Tak Lazim
Karangan bunga ini memuat pesan yang tidak lazim karena berisi pesan bagi orang yang diduga pemilik ruko untuk membayar utang.
KORANBERNAS.ID, SLEMAN--Warga di sekitar Jalan Godean maupun mereka yang melintas di Jalan Godean, Minggu (24/11/2024) pagi dibuat kaget.
Saat melintas di depan sebuah ruko penjual beras di Jetak Sidokarto Godean, nampak di depannya berjejer karangan bunga yang cukup banyak.
Anehnya, bukan karangan buka berisi ucapan selamat atau belasungkawa seperti pada umumnya, karangan bunga ini memuat pesan yang tidak lazim karena berisi pesan bagi orang yang diduga pemilik ruko untuk membayar utang.
“Iya kaget mas. Tadi tak kira mau ada peresmian atau apa. Ternyata karangan bunganya berisi pesan soal utang piutang,” kata Sodiq yang kebetulan melintas di sekitar lokasi.
Sodiq tak banyak memberikan informasi. Karena dia sendiri mengaku tidak tahu menahu soal isi pesan dalam karangan bunga. Namun ia mengaku melihat deretan karangan bunga itu pertama kali sekitar pukul 04.30 WIB.
Namun melihat deretan karangan bunga yang berjajar rapi di depan ruko bertuliskan Rajawali Catering dan Rajawali Official, jelas terlihat pesan tertulis dalam karangan bunga itu.
Pesan tersebut di antaranya “bayar utang dong, jangan nipu terus”, “Bayar Utang Lo Rara, Sebelum Mati”. Ada pula pesan tertulis “Kpd PT Rajawali 83, Mohon Membayar Tagihan Hutan. Banyak Loh”.
Tidak ada yang tahu pasti, sejak pukul berapa karangan bunga ini terpasang di lokasi itu. Warga juga tidak tahu siapa yang mengirimkan dan memasang karangan bunga dimaksud.
Namun sejumlah warga di sekitar lokasi mengaku, kalau ruko itu milik Rara, seorang juragan dan distributor beras.
Warga yang enggan disebut namanya ini juga sedikit bercerita, kalau beberapa bulan silam sempat ada kericuhan di tempat yang sama. Informasi yang beredar, pemilik ruko itu terlibat urusan utang piutang dengan suplier beras yang menjadi rekanan bisnisnya.
“Sempat ramai mas. Kalau yang saya dengar, pemilik ruko itu terlibat utang piutang dengan suplier. Sehingga pihak suplier pernah mendatangi dan menagih utang. Entah kenapa kemudian terjadi keributan,” kata warga. (*)