RSUD dr. Tjitrowardoyo Membantah Mengcovidkan Pasien

RSUD dr. Tjitrowardoyo Membantah Mengcovidkan Pasien

KORANBERNAS.ID, PURWOREJO--Direktur RSUD dr. Tjitrowardoyo Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah (Jateng), Kuswantoro, membantah telah mengcovidkan pasien. Seperti di tulis koranbernas.id, Minggu (23/1/2022) puluhan warga Desa Mlaran Kecamatan Gebang menggeruduk rumah sakit rujukan pasien positif Covid-19 tersebut.

Warga meminta penjelasan pihak rumah sakit, terkait meninggalnya janin dari pasien Sriwasiati (39). Warga menuduh, pihak rumah sakit berusaha mengcovidkan pasien. Warga juga tidak terima dengan perkataan kasar yang dilontarkan tenaga kesehatan (nakes) yang bertugas di bagian UGD.

Ahmad Afandi (41) suami dari pasien Sriwasiati kepada koranbernas.id, Minggu (23/1/2022) mengatakan, pihaknya keberatan kalau istrinya menyandang status pasien positif Covid-19.

“Kalau istri saya dicovidkan, saya tidak mau rumah akan dipasangi plang bertuliskan pasien Covid-19. Karena kalau seperti itu, kami akan dikucilkan warga,” jelasnya.

Kuswantoro kepada para wartawan menjelaskan, telah terjadi miss komunikasi dengan keluarga pasien. Pasien Sriwasiati datang ke rumah sakit, Sabtu (22/1/2022) pukul 16.45 WIB. Kemudian pukul 20.00 WIB, pasien melakukan pulang paksa dan selanjutnya pukul 21.00 WIB masuk lagi ke rumah sakit. Pada sekitar pukul 22.00 WIB, janin dalam kandungan pasien sudah meninggal dunia.

“Adapun kondisi saat masuk dalam keadaan kegawat daruratan, yang perlu perawatan kebidanan segera. Tapi penanganan tidak bisa dilakukan segera, karena terlalu lama berembug dengan keluarga,”jelas Kuswantoro, dalam jumpa pers, Senin (24/1/2022) di ruang kerjanya.

Dia menambahkan, pihak rumah sakit dengan nakes dan puskesmas sangat memperhatikan terutama ibu hamil yang mengalami kedaruratan.

Pihaknya juga konsen dengan angka kematian ibu dan bayi, sehingga selalu mengedepankan pengambilan tindakan sesegera mungkin. Tetapi, karena pasien memutuskan pulang paksa, rumah sakit tidak bisa menghentikan kemauan keluarga.

“Kami sudah menyiapkan tim lengkap untuk pasien ini. Dia akan ditangani 5 dokter spesialis, yaitu spesialis kandungan, paru-paru, jantung, kebidanan dan anastesi penyakit dalam,” imbuhnya.

Direktur RSUD dr. Tjitrowardoyo menerangkan, ibunya bisa diselamatkan dengan kondisi saat ini membaik.

“Namun kami mohon maaf bayi atau janin dalam kandungan tidak bisa diselamatkan. Janin tersebut keluar dengan sendirinya pada Minggu (23/1/2022) pukul 18.45 WIB,” sebut Kuswantoro.

Menurutnya, pasien tersebut hasil swabnya negatif. Awalnya pihaknya hanya minta persetujuan keluarga untuk menandatangani bahwa pasien akan dipindahkan ke ruang isolasi. Namun keluarga menolak.

“Yang masuk ruang isolasi tidak hanya pasien positif Covid-19 saja. Pasien yang rentan penularan penyakit seperti misalnya TBC atau paru-paru juga harus diisolasi,” jelasnya.

Kuswantoro juga mengatakan, pihaknya telah melakukan penanganan terhadap pasien Sriwasiati sesuai dengan prosedur. Atas tuduhan nakesnya melontarkan perkataan kasar terhadap keluarga pasien, pihaknya terkesan tidak terlalu menanggapi. (*)