Riuh Seruan “Free Palestine” Menggema di Wisuda UMY

Riuh Seruan “Free Palestine” Menggema di Wisuda UMY
Suasana wisuda Vokasi, Sarjana, dan Pascasarjana Periode IV Tahun Akademik 2023/2024 di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). (istimewa) 

KORANBERNAS.ID, BANTUL--Suasana berbeda terasa dalam prosesi Wisuda Vokasi, Sarjana, dan Pascasarjana Periode IV Tahun Akademik 2023/2024 di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Ribuan bendera Palestina menghiasi Gedung Sportorium, mengiringi seruan “Free Palestine” yang menggema dari para wisudawan, dosen, hingga Rektor UMY.

Momentum wisuda kali ini dimanfaatkan untuk mengangkat isu perjuangan kemerdekaan Palestina dari cengkeraman penjajahan Zionis Israel. Rektor UMY Prof. Gunawan Budianto membuka pidatonya dengan mengutuk keras tindakan Zionisme yang telah merampas hak kemerdekaan bangsa Palestina.

“Zionisme ini awalnya gerakan untuk melawan penindasan Yahudi di Eropa, namun justru melakukan perbuatan terkutuk yang sama terhadap Palestina,” tegas Gunawan pada Kamis (6/6/2024) seraya mengutip pembukaan UUD 1945 tentang penghapusan penjajahan.

Setiap kalimat Rektor disambut gemuruh tepuk tangan para hadirin. Seluruh mahasiswa yang diwisuda kompak mengacungkan bendera Palestina dengan semangat membara.

Suasana memuncak saat seorang mahasiswa menyanyikan lagu “Atuna Tufuli”, yang melantunkan harapan anak-anak Palestina untuk bebas. Riuhnya tepuk tangan mengiringi alunan suara merdu sang penyanyi.

Penyanyi kenamaan Nabila Maharani dan suaminya turut ambil bagian dengan mendendangkan “We Will Not Go Down”. Lagu itu semakin memompa semangat para wisudawan untuk mendukung perjuangan Palestina.

“Kita semua berharap perdamaian dan keadilan segera tercapai di tanah suci Palestina,” ujar Annisa Divayo Andrani, wisudawan terbaik Teknologi Informasi sembari mengibarkan Bendera Palestina.

Selepas acara, sisa mahasiswa dan dosen masih berkonvoi keliling kampus sambil melantunkan yel-yel pembebasan Palestina. Aksi solidaritas dari kampus tertua Muhammadiyah ini menunjukkan bahwa semangat anti-penjajahan masih membara di hati akademisi Indonesia.

Seruan pembebasan Palestina dari UMY diharapkan dapat menggugah dunia untuk segera mengakhiri derita rakyat yang telah terlalu lama terjajah. Selama ini, konflik di Palestina kerap terlupakan di tengah hiruk-pikuk isu global lainnya.

Dengan aksi nyata mahasiswa dan dosen, UMY berharap dapat menginspirasi seluruh elemen bangsa untuk bersatu menyuarakan kemerdekaan Palestina. Karena hanya dengan dukungan masif dari dunia, derita panjang rakyat Palestina dapat segera diakhiri. (*)