Ratusan Layang-Layang Ramaikan JIKF, Juga Ada Atraksi Perguruan Merpati Putih dan Gemerlap Nigth Flying
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA--Jogja International Kite Festival (JIKF) kembali digelar. Dalam event yang berlangsung 27-28 Juli 2024 ini, ratusan layang-layang yang dari 13 negara, akan memenuhi langit Parangkusumo Bantul. Bukan itu saja, gelaran yang diselenggarakan oleh Perkumpulan Pekarya Layang-layang Indonesia (TALIKAMA) ini, juga akan diisi dengan atraksi dari Perguruan PS Merpati Putih, dan atraksi gemerlap dari night flying atau menerbangkan laying-layang di malam hari.
Ketua Umum TALIKAMA Ir. RM. Herdjuno S mengatakan, JIKF dimulai sejak tahun 2013 silam dan menjadi agenda tahunan. Sejak awal event ini digelar oleh PERKALIN (Perkumpulan Pekarya Layang-layang Indonesia) sebagai cikal bakal TALIKAMA. Event ini mendapat dukungan dari Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Dinas Pariwisata menjadikan program tahunan dengan mendapat kehormatan Piala Raja Hamengku Buwono X sebagai piala bergilir.
Pantai Parangkusumo, terpilih sebagai tempat penyelenggaraan, karena bentangan pesisir pantai sepanjang 1,5 km dan panjang bibir pantai mencapai 200 m. dengan hembusan angin dari arah laut yang memungkinkan menerbangkan layang-layang sejenis train naga yang panjangnya mencapai 150 m, dan bisa mengakomodasi lebih dari 285 pelayang dan sekira 50 ribu penonton.
Peserta Jogja International Kite Festival, adalah pelayang-pelayang individu dan klub-klub se Indonesia. Sejak tahun 2017 festival besar ini menjadi lebih besar dengan keterlibatan peserta luar negeri.
Tercatat lebih dari 55 klub layang-layang internasional (250 peserta) 13 negara dari mancanegara (35 orang pelayang-layang) yang sudah menjadi peserta rutin di festival ini.
Mengusung tema “Persatuan dan Perdamaian Dunia” dan tagline “Uniting for Love and Peace” program-program unggulan dalam JIKF IX 2024 yaitu eksibisi, kontes, lomba berdasarkan kategori jenis layang-layang, flypass Layang-layang. Program unggulan baru, penampilan dari peserta mancanegara.
Panitia JIKF 2024 bersama Plh Kepala Dinas Pariwisata DIY dan perwakilan dari Merpati Putih. (istimewa)
Pada acara pembukaan, panitia akan menampilkan tarian khas Yogyakarta yang ditampilkan oleh para penari sanggar tari dari Kabupaten Bantul DIY, serta dimeriahkan peragaan getaran tutup mata dan pemukulan benda keras dari PPS Betako Merpati Putih.
Ada juga performa tari tradisonal yang menampilkan umbul-umbul dari masing-masing klub daerah, peserta dalam dan luar negeri. Kemudian disusul karnaval umbul-umbul peserta JIKF 2024, demontrasi sport kite antar negara, kemudian workshop guna mengajarkan cara membuat laying-layang bagi anak-anak serta dimeriahkan juga oleh bazar UMKM.
“Juga disipkan panggung musik dan hiburan, exibisi layang-layang internasional, kontes laying-layang serta ada lomba foto Instagram dengan piala bergilir Danlanud Adisutjipto Yogyakarta. Juga tidak kalah menarik, event ini akan dihadiri Mr. Sawasdee Kacanop, Juara Sport Kite Dunia dari Thailand dan Datuk Ibrahim, Presiden Layang-layang Malaysia,” katanya.
Rekasaya Lalu Lintas
Melihat antusiasme peserta maupun penonton dari tahun ke tahun, panitia kata Herdjuno, melakukan berbagai upaya untuk lebih menjamin keamanan dan ketertiban, serta kenyamanan bagi peserta maupun masyarakat yang akan menonton.
Bekerjasama dengan dinas terkait serta kepolisian, panitia menyiapkan skenario rekayasa lalu lintas, guna semaksimal mungkin menghindari kemacetan di ruas-ruas jalan di sekitar lokasi event.
Gambar skenario pengaturan arus lalu lintas saat perhelatan Jogja International Kite Festival. (istimewa)
Plh Kepala Dinas Pariwisata DIY, Anita Verawati menyambut baik event ini. Ia mengatakan, event skala internasional ini akan ikut mendorong pertumbuhan ekonomi dari para pelaku wisata di DIY.
Selain itu, mengingat event berlangsung dua hari, maka JIKF juga akan menambah lama tinggal wisatawan di Jogja.
“Dampaknya akan meluas, dan akan menghidupkan banyak sektor,” katanya.
Selain itu, atraksi menerbangkan laying-layang malam hari, juga akan menjadikan pilihan bagi wisatawan yang berkunjung dan ingin menikmati Jogja di malam hari.
“Selama ini aktivitas wisata malam kan terpusat di kota, khususnya di seputaran Malioboro. Kita berharap atraksi night flying ini akan bisa memecah konsentrasi wisatawan,” lanjutnya. (*)