Puluhan Spanduk Terpasang di Desa Wadas

Puluhan Spanduk Terpasang di Desa Wadas

KORANBERNAS.ID, PURWOREJO -- Warga Desa Wadas Kecamatan Bener Kabupaten Purworejo yang setuju penambangan quarry berharap situasi di desanya aman, tenteram dan damai.

Akibat bentrokan dengan aparat, koordinator lapangan (korlap) Masyarakat Terdampak Desa Wadas (Mata Dewa),  Sabar, menyayangkan aksi blokade jalan yang berujung tindakan anarkis.

Agar peristiwa itu tidak terulang, Sabar bersawa warga pro penambangan quarry memasang puluhan spanduk berisi ungkapan warga Desa Wadas yang cinta damai. Warga menolak provokator masuk ke desanya.

“Kami memasang kurang lebih 20 spanduk imbauan, mengajak warga Desa Wadas hidup berdampingan secara damai dan tenteram. Pemasangan spanduk tersebut menggambarkan orang Wadas cinta damai,  tidak ingin ada tindakan anarkis,” ujar Sabar kepada wartawan, Rabu (28/4/2021).

Dirinya ingin berdialog dengan pihak yang pro maupun kontra karena keduanya sama-sama juga punya hak. “Warga jangan dipaksa menolak atau menerima karena ini negara demokrasi. Yang penting kita berdialog menyelesaikan masalah,” harapnya.

Sabar mengatakan siapa saja yang memprovokasi dan menimbulkan keributan, segera keluar dari desa. Warga yang mendukung atau kontra tidak masalah tapi mendukung dengan cara yang tidak menimbulkan kegaduhan. Apabila menolak silakan dengan cara yang benar. “Kejadian kemarin (bentrokan dengan aparat) menjadi pelajaran,” ungkap Sabar.

Dia menegaskan spanduk yang terpasang tidak bersifat provokatif bahkan berisi imbauan yang bagus. “Desa saya masyarakatnya senang tentrem, anyem, saling bahu membahu  serta saling gotong royong. Tidak ada kubu-kubuan di Desa Wadas,” tandasnya.

Selain itu, suasana desa itu secara langsung juga tidak ada intimidasi. “Petugas yang kemarin menyebarkan undangan sosialisasi dari BPN dan BBWSO merasa ketakutan. Menurut petugas, tidak diperbolehkan menyebarkan undangan, karena dianggap bersalah,” jelas Sabar.

Padahal, lanjut dia, undangan tersebut dari lurah. Pihak yang kontra merobek undangan tersebut. Saat ini pihak keamanan standby 24 jam di Desa Wadas. Kehadiran polisi bukan mengamankan perseorangan namun secara umum seluruh warga. Siapapun warga negara yang membutuhkan pengamanan, pasti polisi akan membantu.

Sabar ingin duduk bersama dengan pihak yang kontra (Gempa Dewa). “Dulu saya pernah mengajak Ketua Gempa Dewa Indi Sutrisno berembug secara adhem ayem. Namun tidak ada tanggapan, tidak ada respons. Sebenarnya yang setuju banyak tetapi takut menunjukkan suara mereka,” sebutnya. (*)