Pedagang Pasar Induk Klaten Memilih Tidak Berjualan

Pedagang Pasar Induk Klaten Memilih Tidak Berjualan

KORANBERNAS.ID, KLATEN -- Kondisi Pasar Induk Klaten saat pandemi Virus Corona relatif sepi. Banyak pedagang memilih tidak berjualan karena takut terserang virus Corona, tidak bisa berjualan karena akses jalan ke rumah diblokir dan lain sebagainya. Hal itu membawa dampak bagi pengelola pasar. Pendapatan retribusi pasar pun berkurang.

Kepala Unit Pasar Induk Klaten, Badarudin, Jumat (3/4/2020) menyatakan benar terjadinya penurunan jumlah pedagang pasar yang berlokasi di belakang Matahari Plasa itu.

"Benar ada penurunan. Sekitar 20 hingga 25 persen yang tidak berjualan. Tapi tidak tahu apa alasan mereka tidak berjualan," ujarnya di loket pasar.

Pedagang yang banyak menutup kiosnya dan memilih tidak berjualan pada umumnya pedagang pakaian di lantai dua.

Di tempat yang sama Kepala Bidang Pengelolaan Pasar Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM (Disdagkop UKM) Kabupaten Klaten, Didik Sudiharto, menjelaskan pihaknya telah melakukan beberapa upaya seperti sosialisasi protokoler kesehatan, penyemprotan, membuat bilik steril di semua jalan masuk pasar serta  menyediakan tempat cuci tangan dilengkapi sabun.

Dia mengakui penerapan social distancing  memang sedikit kewalahan khususnya kepada masyarakat yang berbelanja.

"Yang sulit warga yang mau belanja. Soalnya warga ingin berlomba membeli barang-barang yang dibutuhkan. Ini juga yang menjadi dilema kami," terang mantan Kepala UPTD Pasar Wilayah Kota Disdagkop UKM itu.

Ditanya terkait pendapatan retribusi akibat banyaknya pedagang yang tidak berjualan, Didik Sudiharto dan Badaruddin menjawab jelas ada penurunan. Hanya saja belum diketahui nominal dan persentasenya.

"Jelas ada penurunan. Tapi tidak tahu berapa nominalnya karena itu bagian seksi retribusi. Mangga ditanyakan saja," saran mereka. (sol)