Puluhan Pelajar Beradu Kreativitas Melestarikan Cagar Budaya

Puluhan Pelajar Beradu Kreativitas Melestarikan Cagar Budaya

KORANBERNAS.ID, PURWOREJO -- Puluhan pelajar jenjang SMP dan SMA sederajat di Kabupaten Purworejo Jawa Tengah beradu kreativitas untuk mengenalkan sekaligus menyampaikan gagasan inovatifnya terkait pelestarian cagar budaya kepada masyarakat.

Persaingan itu terlihat dalam event Tosan Aji Video Reportase Competition 2021 dan Tosan Aji Essay Competition 2021 bertajuk Pesona Cagar Budaya Purworejo yang diselenggarakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Dinparbud) Kabupaten Purworejo. Meski periode pendaftaran dan pengumpulan karya lomba berlangsung singkat, antusiasme peserta cukup tinggi.

Sejak tanggal 1 hingga 24 November, jumlah peserta lomba reportase tercatat 33 orang, sementara lomba esai mencapai 36 peserta. Peserta lomba reportase tim beranggotakan maksimal empa pelajar, sedangkan lomba esai boleh perorangan atau tim beranggotakan maksimal dua pelajar.

Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Dinparbud) Purworejo, Agung Wibowo AP, melalui Kabid Kebudayaan Dyah Woro Setyaningsih menyampaikan apresiasi terhadap tingginya antusiasme pelajar dalam kompetisi kali ini.

Periode pengumpulan karya ditutup 24 November dan selama dua hari terakhir telah dilakukan penilaian oleh dewan juri dari berbagai unsur profesional, praktisi maupun akademisi.

“Antusiasme peserta cukup tinggi meski dalam periode lomba yang singkat. Apalagi lokasinya masih jarang dikunjungi anak-anak muda,” katanya, Sabtu (27/11/2021).

Pengumuman pemenang pada 29 November mendatang melalui surat resmi serta sosial media Dinparbud. Masing-masing lomba ditentukan juara 1 hingga harapan 3 dengan hadiah total senilai Rp 24 juta.

“Informasi dari juri, karya-karya peserta berkualitas. Bahkan, selisih nilainya tipis-tipis sehingga memang cukup sulit untuk menentukan juaranya,” kata dia.

Disebutkan, dalam kedua lomba tersebut peserta dapat memilih beberapa cagar budaya sebagai obyek lomba. Lokasi tidak hanya dalam Kota Purworejo melainkan beberapa cagar budaya di sejumlah kecamatan.

Di antaranya Museum Tosan Aji, Goa Silawang, Goa Gong, Makam Eyang Giri Cumanthaka, Masjid Al Iman Loano, Makam Gagak Handoko, dan Memorial House WR. Soepratman. Ada pula Gereja GPIB, Gereja Santa Perawan Maria, Klenteng Thong Hwie Kiong, Benteng Pendem Dadirejo 6, Benteng Pendem Bapangsari 5 dan Benteng Bapangsari 6.

“Kita sengaja mengangkat topik cagar budaya yang sudah ditetapkan. Hanya memang tidak semuanya, ada sekitar 13 lokasi,” sebutnya.

Woro menilai kompetisi kali ini cukup efektif meningkatkan minat pelajar terhadap upaya pelestarian cagar budaya. Terbukti karya-karya video reportase peserta menampilkan berbagai konsep kreativitas dalam menginformasikan keberadaan cagar budaya.

“Tanggapan dari teman-teman juru pelihara situs dan cagar budaya juga sangat positif. Mereka merasa senang karena hampir setiap hari dikunjungi peserta bersama guru pendamping. Mereka juga merasa terbantu dari sisi promosi dan pengenalan,” jelasnya.

Dalam lomba esai, sambungnya, banyak muncul gagasan inovatif terkait upaya pelestarian dan pengenalan cagar budaya. Masukan-masukan peserta penting bagi Dinparbud dalam rangka pelestarian dan pengembangan ke depan.

“Karya esai akan kita bukukan untuk menambah literasi, sedangkan karya reportase akan kita unggah juga ke youtube,” ungkapnya.

Woro menambahkan kedua lomba tersebut digelar dengan sumber Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik Permuseuman tahun 2021. Rangkaiannya antara lain kajian, seminar, belajar bersama museum dan kompetisi.

“Harapan kami, melalui kegiatan ini mereka mengenal kemudian meresapi makna pentingnya keberadaan cagar budaya dan akan tergerak untuk melestarikan,” tandasnya. (*)