Klaster Sekolah Makin Banyak, DIY Akan Menghentikan PTM

Klaster Sekolah Makin Banyak, DIY Akan Menghentikan PTM

KORANBERNAS.ID,YOGYAKARTA  -- Kasus baru positif Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta kembali menjadi perhatian. Pasalnya pada Kamis (25/11/2021) DIY merupakan provinsi yang kasus hariannya tertinggi dibanding provinsi-provinsi lain di Indonesia.

Dengan tambahan 79 kasus baru pada hari tersebut DIY jauh berada diatas DKI Jakarta dengan 54 kasus dan Jateng 45 kasus, Jabar 44 kasus dan Jatim 32 kasus. Penambahan kasus signifikan tersebut terjadi dari kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM).

Dari hasil tes acak pada sejumlah siswa ditemukan kasus positf Covid-19 baru, diantaranya 21 siswa dan guru yang terkonfirmasi positif di Sleman. Selain itu 7 siswa SLB juga terpapar Covid-19. Pemda DIY pun menyampaikan tanggapanya terkait fenomena ini.

"Saya sudah ketemu dengan pak didik (kadisdikpora diy-red}, saya minta koordinasi dengan kepala dinas di kabupaten, penyebab [munculnya kasus-kasus baru]," ungkap Sekda DIY, Kadarmanta Baskara Aji di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Jumat (26/11).

Menurut Aji, munculnya kasus-kasus baru Covid-19 di sekolah perlu dilakukan evaluasi. Fenomena tersebut muncul apakah dikarenakan kesalahan prosedur dalam penerapan aturan tes acak atau karena lengah dalam penerapan protokol kesehatan (prokes) di sekolah.

Bila sekolah sudah taat aturan namun masih saja kasus Covid-19 muncul, Pemda akan meminta PTM dihentikan sementara waktu untuk memutus mata rantai penularan.

"Karenanya kalau [kasus] terus muncul, nanti semakin banyak anak-anak bisa positif. Kita harus hati-hati betul. Kalau dari evaluasi karena ada kesalahan prosedur atau lengah ya kita off-kan lagi [ptm]. Itu sangat mungkin," ujarnya.

Dia menambahkan, evaluasi juga diperlukan saat siswa sudah pulang sekolah. Sebab jika dilihat dari kasus yang muncul, kebanyakan merupakan siswa SMA/SMK yang mobilitasnya cukup tinggi setelah keluar dari sekolah.

Karenanya satgas di sekolah dan kabupaten/kota diminta untuk berkoordinasi dengan orang tua murid untuk memantau pergerakan anaknya. Anak-anak harus dipastikan bisa segera pulang setelah selesai PTM di sekolah.

"Kalau jam pulangnya anak-anak jauh dari jadwal ptm, mereka kan bisa saja dolan dulu. Nah sangat mungkin kan mereka [terpapar covid-19] saat dolan. Ini bagian yang harus dievaluasi,ini jadi pekerjaan rumah orang tua bahwa anak harus pulang tepat waktu," ungkapnya.

Secara terpisah Wakil Ketua DPRD DIY, Huda Tri Yudiana meminta semua pihak untuk mewaspadai meningkatnya kasus COVID-19 di propinsi ini. Penerapan prokes harus semakin diperketat karena mobilitas masyarakat di DIY sudah semakin tinggi.

"Kita lihat jogja sudah semakin ramai ya, seperti tidak ada corona dan tidak ada nuansa ppkm. [Kasus covid-19] kita pun tertinggi di di indonesia," paparnya.

Huda meminta evaluasi PTM bisa segera dilakukan meski siswa sangat membutuhkan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM di sekolah. Perlu kehati-hatian yang ekstra selama PTM dalam menerapkan prokes.(*)