Stikes Bantul Buka Kelas Unggulan Jepang
KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Bantul melakukan penandatanganan kerja sama (MoU) dengan Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) MAU YAKIN BISA (MYB) Yogyakarta, Kamis (23/2/2023) sore, di Kampus Stikes Bantul Jalan Parangtritis Km 11 Manding Sabdodadi.
MoU dilakukan oleh Direktur Puslitbang-ESDM Stikes Bantul, Nuryadin MPd dan Direktur LPK MYB, M Fauzan Hidayatullah, dengan disaksikan Badan Pelaksana Harian (BPH) Yayasan Bakti Mulia Wisesa yang menaungi Stikes Bantul, Slamet Raharjo MPd, ketua jurusan dan para dosen Stikes Bantul.
LPK MYB merupakan Lembaga Pelatihan Kerja yang didirikan dengan spirit untuk memajukan anak bangsa dalam berkarya di negara Jepang.
Fokus utama LPK MYB adalah penempatan tenaga kerja ke luar negeri dengan pelatihan utama yaitu pelatihan bahasa, budaya, etos kerja dan kompetensi teknis kejuruan yang digunakan di tempat kerja, agar siap menjalani kehidupan di negara tujuan.
“Saat ini dengan kurikulum merdeka memungkinkan pendidikan tinggi memberikan penguatan sesuai minat dan bakat dari mahasiswa dengan melihat potensi dan peluang yang ada. Kami kemudian memutuskan untuk penguatan budaya, karakter di kelas unggulan Jepang, ditambah vokasi yang dibutuhkan di negara tersebut," kata Slamet kepada koranbernas.id usai acara.
Pihak yayasan memberikan dukungan berupa beasiswa dan subsidi di kelas unggulan. Kelak, mahasiswa dari kelas ini baik kelas D-3 Keperawatan ataupun S-1 Farmasi memperoleh jaminan penempatan kerja di Jepang.
Nuryadin mengatakan bagi calon mahasiswa yang ingin mendaftar bisa langsung datang ke kampus tersebut mulai Jumat (24/2/2023) hingga sebelum dimulainya perkuliahan September 2023.
"Karena ini ada subsidi dan besasiswa yang besar bagi para mahasiswa, maka kami gembleng mereka dengan sungguh-sungguh dan punya tekat yang kuat untuk bekerja ke Jepang setelah lulus. Jadi seperti Akmil atau Akpol kan demikian? Ada konsekuensi dalam pendidikan karena mereka memang dibiayai dengan anggaran yang tidak sedikit. Harus ada kedisiplinan dan tekat yang kuat pada diri mahasiswa," katanya.
Sebelum masuk kelas ini, sejak awal masuk kuliah mereka sudah melalui serangkaian tes wawancara dan menandatangani surat kesanggupan mengikuti pendidikan di kelas Jepang hingga penempatan dan kontrak kerja dengan diketahui orang tua.
"Kelas unggulan ini diberi subsidi dan beasiswa yayasan, jadi mengikuti pendidikan tidak boleh main-main. Mereka tidak ada biaya tambahan dibanding kelas reguler, hanya boarding-nya saja. Yang lain di-cover yayasan," kata Nuryadin.
Fauzan menambahkan, kebutuhan tenaga kerja di Jepang sangat tinggi termasuk menjadi perawat lansia di rumah sakit atau panti. Tahun 2023 misalnya dibutuhkan 5 juta tenaga kerja.
"Di kelas unggulan Jepang tentunya kami akan meramu kurikulum yang link and match dengan dunia kerja. Lulusan bisa memiliki kompetensi sesuai kebutuhan, sikap mental dan tentu saja mampu komunikasi dengan baik menggunakan bahasa Jepang. Nanti tenaga pengajar secara berkala akan kami datangkan juga dari negara tersebut agar mahasiswa bisa banyak bertanya terkait budaya dan etos kerja di sana," katanya.
Kepada mereka yang lulus akan dibantu mengurus segala surat-surat yang dibutuhkan dan kontrak pertama tiga tahun.
"Setelahnya mereka tetap bisa tetap bekerja di sana, akan kita bantu karena memang kami dari LPK MYB selalu monitoring para tenaga kerja kami di Jepang. Atau bisa juga kembali dan membuka usaha atau bekerja di Indonesia," kata Fauzan. (*)