SMADABA Pamerkan Projek Profil Pelajar Pancasila

SMADABA Pamerkan Projek Profil Pelajar Pancasila

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- SMA Negeri 2 Bantul atau SMADABA yang berlokasi di Jalan Kartini, Nogosari, Trirenggo, Kapanewon Bantul menggelar pameran Projek Profil Pelajar Pancasila, Rabu (14/9/2022) siang. Pameran yang dibuka oleh Drs Bahtiar Nurhidayat, Kabid Guru dan Tenaga Kependidikan Disdikpora DIY berlangsung dua hari.

Pembukan dihadiri oleh Kepala Balai Dikmen Kabupaten Bantul Ismunardi, MM. Adapun karya yang ditampilkan adalah 18 cerita pendek (cerpen) yang tergabung dalam antologi cerpen “Kamar Nomor 41”, 13 esai yang dibukukan dengan judul “Anak Merdeka”, tiga film pendek dengan tema “Perundungan”, 23 poster dan 35 infografis.

Kepada koranbernas.id di lokasi, pimpinan projek Yakun Paristri Spd menjelaskan jika dalam kurikulum merdeka ada tujuh tema dan salah satunya adalah “Bangunlah Jiwa dan Raganya”. Yang kemudian dituangkan dalam judul “Kesejahteraan Fisik dan Mental di Era digital”. Harapanya, tercipta dimensi Profil Pelajar Pancasila yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, bergotong royong dan mandiri.

“Maka di pameran ini terpampang karya siswa yang merupakan manifestasi pemahaman mereka terhadap upaya menciptakan kesejahteraan fisik dan mental di era digital dengan menolak dan menghapus segala bentuk perundungan,” kata Yakun.

Bahkan dalam pameran tersebut ada papan komitmen anti bullying atau perundungan yang ditandatangani para siswa. Untuk membuat karya, lanjut Yakun para siswa tersebut mengalami proses yang panjang digembleng secara terus menerus selama 142 jam pelajaran hingga tertanam pemahaman mendalam tentang perundungan. Berbagi aktifitas telah dilakukan diantaranya belajar dengan narasumber ahli Dr Iriyanto dari Amikom dan Dr Sigit dari UAD.

“Anak-anak juga diajak menyaksikan talkshow daring dengan narasumber Kak Seto,ketua KPAI dan narasumber ahli lainya. Guna menggembleng fisik dan menggalang kebersamaan, anak-anak juga melaksanakan outbond dengan berbagai permainan yang menumbuh kembangkan dimensi Profil Pelajar Pancasila,” paparnya.

Karya ini bukan titik akhir dari projek penguatan projek penguatan Profil Pelajar Pancasila, namun merupakan sebuah momentum untuk menciptakan komitmen bersama mewujudkan SMAN 2 Bantul sebagai sekolah yang menjamin kesejahteraan fisik dan mental warga sekolah di era digital ini.

“Kami berharap kampanye yang kami lakukan akan mampu menginisiasi gerakan mental untuk mencagah, menolak dan memutus mata rantai perundungan DIY,” katanya.

Sementara Kepala Sekolah Isti Fatimah Mpd menjelaskan jika Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) dilakukan pada seluruh siswa kelas X yang berjumlah 288 siswa. Sementara kelas XI dan XII meneruskan Kurikulum 13 (K13).

Dalam IKM ada 7 tema untuk penguatan profil pelajar Pencasila. Yakni tema Bangunlah jiwa dan raganya, Berekayasa dan berteknologi untuk membangun NKRI, Bhinneka Tunggal Ika, Gaya hidup berkelanjutan, Kearifan lokal, Kewirausahaan dan suara-suara demokrasi.

Nantinya 7 tema dalam 7 projek itu akan dilakukan mulai kelas X sebanyak 3 tema, kelas XI ada 2 tema dan kelas XII ada 2 tema.

“Penilaian yang dilakukan itu bukan hanya saat pameran saja, namun proses kesana. Karena tujuan dari IKM adalah bagaimana penguatan karakter siswa atau pelajar Pancasila tadi. Dan untuk penilaian akan ada raport sendiri, jadi berbeda dengan raport akademik,” katanya.

Dan dalam IKM sekolah ini berstatus mandiri berubah, artinya semua dilakukan dengan swadaya baik untuk guru saat diklat platform merdeka belajar maupun sarana pendukung yang lain. Sebab mereka buka sekolah penggerak yang dibiayai oleh negara kaitan IKM. Sekolah penggerak adalah sekolah yang berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik. Upaya ini dilakukan untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila mencakup kompetensi dan karakter SDM terbaik. (*)