Politisi Perempuan Jangan hanya untuk Memenuhi Kuota

Politisi Perempuan Jangan hanya untuk Memenuhi Kuota
Dialog DPD KNPI Bantul menghadirkan para politisi perempuan di Angkringan Kita, Rabu (4/10/2023) malam. (sariyati wijaya/koranbernas.id).

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Bantul, menggelar dialog dengan tema "Berjuang Untuk Paritas: Peran Perempuan Dalam Membentuk Wacana Politik Bantul Berkelanjutan" di Angkringan Kita, Rabu (4/10/2023) malam.

Sebagai narasumber adalah Andriana Wulandari, SE anggota Fraksi PDIP DPRD DIY yang juga maju sebagai caleg 2024, anggota Fraksi Golkar DPRD Bantul, Hj. Arni Tyas Palupi ST yang maju pencalegan untuk DPRD DIY serta Isti Sri Rahayu Caleg DPRD Bantul dari Partai Gerindra. Adapun moderator adalah Rita Utami Caleg DPRD Bantul dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Hadir antara lain, Ketua DPD KNPI Bantul, M Farid Hadiyanto SE, Kabid Politik Dalam Negeri dan Organisasi Kemasyarakatan, Badan Kesbangpol Bantul, Ribut Bimo Haryo Tejo SH serta  peserta dari  berbagai organisasi kepemudaan.

"Menjadi politisi perempuan harus diniati, bahwa kita ingin berkontribusi dan memperjuangkan kepentingan masyarakat. Jadi politisi perempuan jangan cuma jadi "unthul" atau pelengkap semata dan sekadar memenuhi kuota," kata Andriana Wulandari. Maka agar bisa mencapai tujuan yang diharapkan, banyak hal yang harus dilakukan. Terutama bagaimana memahami peta kekuatan di daerah pemilihanya (Dapil) masing-masing.

"Ibarat mau perang, kita sudah tahu medan kita akan seperti apa. Jadi memang kita harus rajin terjun ke bawah," katanya.

Selain itu Ndari berpesan, agar cost sosial di masyarakat diperbanyak  karena akan mampu menekan cost politik. "Kita harus rajin membantu kesulitan masyarakat, jadi mereka memahami dan  tahu keberadaan kita," tandasnya.

Hal senada dikatakan Arni. Menurutnya, menjadi politisi perempuan jangan hanya karena terpaksa, sekadar memenuhi kuota saja. "Ojo dadi unthul. Tapi sejak awal niatkan untuk berkontribusi bagi masyarakat," katanya. Dan dirinya menceritakan pengalaman saat pertama kali terjun ke politik banyak sekali hambatan dan rintangan.

"Tetapi dengan Bismillah dan tekad yang kuat, saya niatkan mengabdi melalui jalur politik," kata Arni yang menjabat anggota dewan hampir 15 tahun ini.

Sementara Farid mengatakan, dari dialog ini diharapkan mampu membuka wawasan generasi muda. Terlebih bagi mereka yang tertarik dan ingin terjun ke dunia politik.

"Jadi saat akan terjun ke dunia politik, tekad dan niat harus dipersiapkan dengan baik. Termasuk bagi perempuan, saat maju diniatkan ingin memberikan sumbangsih pemikiran, tenaga dan waktu bagi kepentingan masyarakat. Ojo mung sekadar unthul, dan pelengkap saja. Tapi harus mampu berkiprah dan berkontrubusi," urainya. Untuk itu politisi perempuan harus membekali dirinya dengan baik termasuk memahami tugas pokok fungsi yang diemban.

Sedangkan Bimo mengatakan dengan dialog ini diharapkan menjadi tambahan wawasan dan motivasi bagi generasi muda untuk bisa berkontribusi melalui organisasi masing-masing.

"Sehingga Bantul lebih kuat dan lebih maju. Serta anak muda berperan dalam memakmurkan Indonesia," katanya. (*)