Poem Bengsing Rilis Album Salimsik
Berisi tujuh lagu bertema Ramadan, menggambarkan rangkaian perjalanan spiritual selama bulan suci.
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Bulan Ramadan selalu menjadi inspirasi masyarakat untuk mengekspresikan kebersamaan dan nilai-nilai spiritual. Grup musik Poem Bengsing menangkap momentum ini dengan merilis album konsep bertajuk Salimsik, yang berisi tujuh lagu bertema Ramadan.
Album ini bukan sekadar kumpulan lagu, melainkan rangkaian cerita yang menggambarkan perjalanan spiritual selama bulan suci. Mulai dari persiapan menyambut Ramadan hingga perayaan Idul Fitri, setiap lagu mengilustrasikan kebiasaan masyarakat dengan pendekatan musikalisasi yang unik.
Menurut penulis syair dan lirik album Salimsik, Eko Santosa, album itu lahir dari pengamatan terhadap kebiasaan masyarakat selama Ramadan.
"Kami membaca aktivitas rutin yang dilakukan orang-orang saat Ramadan, lalu mengemasnya dalam rangkaian cerita melalui tujuh lagu," ujar Eko, Jumat (28/2/2025).
Secara bertahap
Album ini dirancang untuk dirilis secara bertahap, mengikuti perjalanan Ramadan dari awal hingga Lebaran. Setiap judul lagu dipilih berdasarkan kebiasaan yang erat dengan kehidupan sehari-hari, membuatnya mudah dipahami oleh pendengar.
Lagu Bersih Diri, misalnya, terinspirasi dari tradisi padusan membersihkan diri yang dilakukan masyarakat DIY menjelang Ramadan.
"Lagu ini dirilis 28 Februari untuk menemani tradisi padusan sekaligus memperkenalkannya kepada lebih banyak orang," tambah Eko, yang akrab disapa Eko Ompong.
Setelah itu, Ayo Sahur sebagai penggambaran tradisi gugah sahur di kampung-kampung dan masjid-masjid. Lagu Bahagia Berpuasa memaknai ibadah puasa sebagai momen kebahagiaan, di mana seseorang belajar mensyukuri apa yang dimilikinya.
Lebih bersyukur
"Puasa menjadi bahagia karena dengan merasakan lapar, seseorang dapat lebih bersyukur tanpa harus mengada-adakan," jelasnya.
Lagu-lagu berikutnya seperti Buka Bersama menggambarkan kebersamaan saat berbuka, sementara Ibadah Malam mengenai pentingnya meningkatkan ibadah di malam hari.
Tak hanya itu, album ini juga menyentuh aspek berbagi melalui lagu Berbagi Tak Rugi, yang menekankan pentingnya zakat sebagai bagian dari ibadah Ramadan.
Ditutup dengan lagu Maaf, Poem Bengsing menggambarkan tradisi saling memaafkan saat Lebaran sebagai refleksi akhir dari perjalanan spiritual di bulan suci.
Berbagai komunitas
Salah satu ciri khas Poem Bengsing adalah penggunaan bahasa puitis yang tetap sederhana dan mudah dipahami. Proses produksi album ini berjalan cukup singkat, hanya sekitar 10 hari, melibatkan berbagai komunitas yang ikut serta secara sukarela.
Pondok Pesantren Budaya Kaliopak di Piyungan menjadi salah satu lokasi produksi, sementara rekaman dilakukan di PRB Mini Records, Kasihan.
Tidak hanya para musisi, warga sekitar pondok, baik muslim maupun non-muslim, turut ambil bagian dalam proses ini sebagai bentuk partisipasi mengisi keberkahan Ramadan 1446 H.
"Bahkan warga sekitar pondok ikut dalam proses, bersama menyambut Ramadan," ujar salah satu personel Poem Bengsing, Andre Surawan.
Angkat tradisi
Dengan pendekatan yang mengangkat tradisi dan nilai-nilai Ramadan dalam musik, Salimsik menjadi lebih dari sekadar album.
Karya itu merekam esensi Ramadan melalui lirik dan melodi, menjadikannya teman refleksi bagi siapa saja yang menjalani bulan penuh berkah. (*)