PKL Alun-alun Wates Kulonprogo Ingin Relokasi ke Wana Winulang

Relokasi PKL ke SD Percobaan 4 Wates dirasa kurang tepat. Lahannya kurang memadai.

PKL Alun-alun Wates Kulonprogo Ingin Relokasi ke Wana Winulang
Salah satu sudut Pedagang Kaki Lima Alun-alun Wates, Rabu (15/1/2025). (anung marganto/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, KULONPROGO -- Pedagang Kaki Lima (PKL) Alun-Alun Wates (Alwat) Kulonprogo tidak berkeberatan direlokasi ke tempat yang lebih representatif. Hal ini demi kelancaran pembangunan di Kulonprogo sekaligus demi keindahan. Selain itu, juga berdampak lebih bagus bagi pedagang.

Koordinator PKL Alwat Sisi Selatan, Bimo Prasetyo, Rabu (15/1/2025), kepada koranbernas.id mengungkapkan pihaknya senantiasa mendukung Pemerintah Kabupaten Kulonprogo membangun dan mempercantik kawasan Alun-alun Wates.

Namun demikian, upaya penataan Alun-alun Wates untuk peningkatan kunjungan wisata di Kulonprogo sebaiknya tidak bertabrakan dengan sektor ekonomi kerakyatan.

“PKL selama ini ikut meramaikan alun-alun dan telah banyak menghidupi sekitar 200-an pedagang. Tentu geliat ekonomi mikro kecil dapat berjalan dengan baik sehingga relokasi jangan sampai membuat ekonomi mikro kecil malah berhenti atau tidak bergerak lagi,” ungkap Bimo.

Kurang tepat

Dia menerangkan, usulan relokasi PKL ke SD Percobaan 4 Wates dirasa kurang tepat. Lahan di sekolah itu sekitar 6.000 meter persegi dirasa kurang memadai jika menampung 200-an pedagang bersama wahana permainan sebanyak tiga kelompok.

“Pembagian tempat di SD Percobaan 4 Wates tersebut setiap pedagang hanya mendapatkan 2 meter x 1,5 meter sehingga banyak pedagang merasa kurang cukup tempatnya. Apalagi pedagang yang memerlukan tempat luas seperti pedagang pecel lele, nasi goreng pocinan, masih belum memadai,” terang Bimo.

Bimo Prasetyo mencoba memberikan usulan sebagai solusi. PKL Alwat menginginkan relokasi ke Wana Winulang di Dusun Kemiri Kalurahan Margosari karena masih bisa untuk melakukan pelebaran lokasi dengan menyewa Tanah Kas Desa Margosari. Operasional Taman Pusat Kuliner Wana Winulang bisa 24 jam sehingga menjadi ikon kuliner di Kulonprogo.

“Pengurus PKL Alwat sebelumnya mempunyai usulan di Stadion Cangkring dan Wana Winulang Kemiri Margosari. Dengan berbagai pertimbangan, lebih representatif di Wana Winulang untuk dipercantik sebagai pusat Kuliner Kulonprogo. Sangat mungkin di tengahnya dibangun panggung hiburan untuk memfasilitasi para seniman Kulonprogo,” usul Bimo.

Banyak kepentingan

Dia menegaskan relokasi PKL ke SD Percobaan 4 Wates terkesan banyak kepentingan. Selain kurang luasnya tempat lapak pedagang, juga ada potensi gesekan dengan warga sekitar terkait dengan perparkiran.

“Menurut info, relokasi PKL Alwat memakai Dana Keistimewaan (Danais) dan akan dibangun jogging track dengan luas 2 m x 2 m. Di tengahnya dibangun panggung. Di sini juga diperuntukkan parkir sehingga lokasi lapak sangat sempit,” tegas Bimo.

Pihaknya minta Pemerintah Kabupaten Kulonprogo agar PKL Alwat dilibatkan dalam membuat layout atau perencanaan pembangunan agar bisa memberikan masukan kepada pihak terkait.

Jika PKL Alwat direlokasi di SD Percobaan 4 Wates pihaknya kurang setuju karena lokasinya kurang strategis dan kurang memadai.

Sesuai rencana

Kepala Dinas Tata Ruang (Pertaru) Kulonprogo Riyadi Sunarto mengatakan Alun-alun Wates sudah sesuai dengan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)-nya. Jadi RTBL merupakan panduan untuk merancang dan membangun kawasan atau lingkungan.

“Dari sisi pemerintah sudah cukup jelas bahwa di lokasi tersebut sudah ada RTBL-nya,” ungkap Didik, panggilan akrabnya, melalui pesan singkat kepada koranbernas.id, Senin (12/1/2025), terkait dengan keberatan sebagian besar PKL Alwat direlokasi di tempat tersebut.

Dari penataan tersebut diperoleh informasi seputar rencana pemindahan beberapa gedung/bangunan milik Pemkab Kulonprogo seperti Kantor Dinas Kesehatan, Rutan Kelas I B Wates, Bank BRI Wates, Markas Kodim 0731, SD Percobaan 4 Wates, SMP 1 Wates dan Lapangan Tenis.

Rencananya, RTBL Kawasan Alwat meliputi sebelah timur kompleks Pemkab Kulonprogo ke utara sampai Gereja Kristen Jawa Wates. Dilanjutkan ke barat sebelah belakang Rumah Dinas Bupati ke barat sampai Gereja Katolik Santa Maria Bunda Penasehat Baik, belok selatan sampai perlintasan kereta sebelah barat.

Penataan itu tetap menjadikan Alun-alun Wates sebagai ruang publik yang dilengkapi ruang terbuka hijau, taman dan kantor pemerintahan. (*)