Pimpinan Tepis Kabar Rivalitas Jelang Pilkada

Pimpinan Tepis Kabar Rivalitas Jelang Pilkada

KORANBERNAS.ID--Momentum peringatan Hari Jadi ke-390 Kabupaten Kebumen, dijadikan ajang menjawab isyu yang berkembang, ada rivalitas antara Bupati Kebumen KH Yazid Mahfudz dan Wakil Bupati Kebumen H Arif Sugianto, jelang Pemilhan Kepala Daerah Kebumen tahun 2020.

Keduanya menyatakan, hingga sekarang tidak ada rivalitas jelang Pilkada 2020.

Kepada wartawan, Yazid Mahfudz mengatakan, sebagai kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), jika maju dalam Pilkada Kebumen 2020 akan didukung PKB. Dengan jumlah 9 kursi DPRD Kebumen, PKB bisa mencalonkan pasangan bupati dan wakil bupati, kurang 1 kursi.

Sedangkan Arif Sugianto, kemungkinan didukung Partai Golkar, dengan 6 kursi. Jika berpasangan 15 kursi. Meskipun demikian Yazid memilih tidak menampakkan kesibukan politiknya jelang Pilkada 2020.

“Sama-sama terpilih sebagai Wakil Bupati Kebumen, saya dipilih 336.000 orang lebih. Pak Arif dipilih 41 orang,“ kata Yazid Mahfudz.

Yazid terpilih sebagai Bupati Kebumen pada Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kebumen tahun 2015. Sedangkan Arif Suganto, terpilih menjadi Wakil Bupati Kebumen sisa masa jabatan 2016–2021. Ia dipilih 41 orang anggota DPRD Kebumen.

Arif Sugianto menambahkan, selama ini ia banyak melakukan kunjungan kerja ke daerah. Semata-mata untuk memastikan program kerja Pemkab Kebumen, khususnya pengentasan kemiskinan, telah berjalan baik atau belum.

Ternyata program pengentasan kemiskinan telah berjalan cukup baik. Terbukti ada 4.000 keluarga pra sejahtera, sekarang menjadi keluarga sejahtera.

Usai upacara peringatan Hari Jadi Kabupaten Kebumen, Rabu (21/8/2019), KH Yazid Mahfudz, Arif Sugianto serta Sekretaris Daerah Kabupaten Kebumen H Ahmad Ujang Sugiono menjelaskan busana adat kabupaten Kebumen.

Busana adat pria dan perempuan mataraman, resmi dilaunching oleh KH Yazif Mahfudz. Busana adat Kebumen itu bisa dipakai semua kalangan, tanpa membedakan strata sosial, dipakai sebagai pakaian kerja Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemkab Kebumen.

“Tiap tanggal 21 dipakai sebagai pakaian kerja ASN,” kata KH Yazid Mahfudz.

Busana pria berupa surjan, bahan lurik, celana komprang hitam, lancingan bebedan panjen, kain batik Kebumen motif jagatan, dengan latar belakang putih, alas kaki sepatu pantofel hitam, kaos kaki hitam atau sandal bandolan.

Busana adat perempuan, kebaya kartini lengan panjang, warna coklat kehijauan, stagen hitam, kain batik Kebumen motif jagatan latar putih, dengan wiron mataraman, sepatu pantofel hitam atau sandal selpp terbuka, sanggul Jogja. Sedangkan untuk yang berhijab, warna kerudung krem.

Yazid Mahfudz, Arif Sugianto dan Ahmad Ujang Sugiono berharap, dengan diresmikannya busana adat Kebumen, kehidupan usaha perajin batik, lurik dan sandal bandolan di Kebumen semakin baik.

Potensi pasar dari pemakaian busana adat Kebumen cukup besar. Apalagi jika semua guru sudah mengenakan busana adat untuk keperluan kerja mereka.

Beberapa ASN pria dan perempuan yang telah mengenakan busana adat Kebumen kepada koranbernas.id mengatakan, harga busana adat sak pengadeg paling sedikit Rp 250.000. Harga tergantung kualitas bahan dan jahitan. Harga belum termasuk alas kaki. (SM)